Thursday, December 11, 2014

MSI (MAGISTER STUDI ISLAM)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
     Akhir-akhir ini, manajemen sebagai ilmu begitu popular sehingga banyak kajian yang difokuskan pada manjemen baik berupa pelatihan, seminar, kuliah, maupun pembukaan program studi manajemen meliputi manajemen ekonomi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen pendidikan, dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya, manajemen telah di implementasikan dalam berbagai persoalan yang bersifat batiniyah, seperti manajemen qalbu.
Awalmulanya, tema manajemen hanya popular dalam dunia perusahaan atau bisnis. Kemudian tema ini digunakan dalam profesi lainnya, termasuk oleh pendidikan dengan beberapa modifikasi dan spesifikasi tertentu lantaran terdapat perbedaan objek. Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1). Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.

Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), jenjang pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan berbagai bentuknya ada yang berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pada jalur pendidikan non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis Ta’lim, Pesantren dan Madrasah Diniyah.Jalur Pendidikan Informal seperti pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
     Makalah ini akan membahas hal-hal yang mendasar terkait dengan manajemen agama Islam.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah manjemen pendidiakan Islam itu?
2.      Apa saja fungsi pendidikan Islam pada era saat ini?
3.      Apa saja prinsip pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung?
4.      Bagaimana suatu manajemen bisa dikatakan Islami?
















BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Manajemen
Menurut Saefullah (2012 :1) Manajemen beasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengetur, mengurus atau mengelola. Menurut Malayu S.P Hasibulan, manajemen adalah ilmu dan seni mengetur proses pemanfaatan sumberdaya manusia secara  efektif yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen terdapat dua system, yaitu system organisasi dan sistem administrasi.
Ramayulis (2008: 362) menyatakan bahwa penertian yang sama dengan hakekat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini menrupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur)yang terdapat dalam al-Qur’an seperti firman Allah Swt:
ãÎn/yãƒtøBF{$#šÆÏBÏä!$yJ¡¡9$#n<Î)ÇÚöF{$#¢OèOßlã÷ètƒÏmøs9Î)Îû5Qöqtƒtb%x.ÿ¼çnâ#yø)ÏBy#ø9r&7puZy$£JÏiBtbrãès?
            Artinya :
Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudia (urusan) itu naik kepada-Nya  dalam suatu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Qs. As-Sajadah :5)
Manajemen menurut istilah adalah proses mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat secara fesien dan efktif dengan dan melalui orang lain (Robbin dan Caulter, 2007: 8)
Manajmen pendidikan adalah manajemen yang ditetapkan dalam mengembangkan pendidikan. Dalam arti, ia merupakan seni  dan ilmu mengelola sumberdaya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efesien. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk smua aktifitas pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih bersifat khusus lagi mengerah pada manajemen yang diterapkan dalam ngembangan pendidikan Islam. Dalam arti, bagaimana menggunakan dan mengelola sumberdaya pendidikan Islam secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pengembangan, kemmajuan dan kualitas proses dan hasil penddikan Islam itu sendiri. Sedangkan barang tentu aspek leader dan manager yang Islami atau yang dijiai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam dan /atau yang berciri khas Islam, harus melekat pada manajemen pendidikan Islam (Muhaimin, et al.,2011:5).
Menurut Saefullah (2012 :1) manajemen pendidikan Islam adalah proses pemenfaatan sumberdaya yang dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan atau yang lainnya), baik perangkat keras ataupun prangkat lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik didunia maupun di akherat.
 Menurut Sulistyorini (2009: 14) manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses penetaan/ penggelolaan lembaga pendidikan Islam yang ,melibatkan sumberdaya manusia muslim dan non manusia dalam menggerakan untuk maencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.
Manajemen yang tidak efektif yaitu manajemen yang tidak behasil memenuhi tujuan karena adanya mis.-manajemen. Sedangkan manjmen yang efektif tapi tiak efeien yaitu manajemen yang berhasil mencapai tujuannya tetapi melalui penhamburan atau pembeorosan (tenaga, waktu dan biaya).manajemen yang efesien adalah manajemen yang berhasil mencapai sasarannya dengan sempurna cepat, tepat dan selamat.
Suatu pekerjaan dikatakan efektif ialah kalau pekerjaan itu member hasil yang sesuai dengan criteria yang ditetapkan semula, dengan kata lain kalau pekerjaan itu sudah mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam  dalam aspek yang dikejakaan dalam hal ini yang mlaksanakan peerjaan itu adalah manajer (Sulistyorini, 2009: 14)
Banyak definiasi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan Islam, tetapi intinya ada dua yaitu pertama, pendidikan Islam merupakan aktifitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran nilai-nilai Islam. Dalam praktiknya di Indonesia, pendidikan Islam ini setidak-tidaknya dapat dikelompokan kedalam lima jenis, yaitu
1.      Pondok Pesantren atau Madrasah Diniah, yang menurut UU No. 20 Tahun 2013 tntang Sistem Pendidikan Nasional disebut sebagai pendidikan keagamaan (Islam) formal, seperti Pondok Pesanrtren/ Madrasah Dinyah (Ula, Wustha, ‘Ulya, dan Ma’had Ali)
2.      PAUD/RA, BA, TA, madrasah pendidikan selanjutnya seperti IAIN/STAIN atau Universitas Islam Negeri yang bernaung di bawah Departemen Agama.
3.      Pendidikan Usia Dini/RA,BA,TA, Sekolah/ Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh dan atau berada dibawah naungan yayasan organisasi Islam.
4.      Pelajaran Islam diselolah/ Madrasah/ Perguruan tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau kuliah atau program studi
5.      Pendidikan Islam dalam keluarga atau di tempat-tempat ibadah, atau kajian-kajian keislaman, makjelis taklimn dan institusi-institusi lainnya yang sekarang sedang digalakan oleh masyarakat atau pendidikan Islam melalui jalur pendidikan nonformal dan informal.
Kedua,  Pendidikan Islam adalah sitem pendidikan yang dikembangkan dari dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran nilai-nilai Islam. Dalam sistim yang kedua ini menyangkup: 1.Pendidik/guru/ dosen, Kepala Madrasah/ Sekolah atau Pimpinan Perguruan Tinggi atau tenaga pendidikan lainnya yang melakukan dan mengembangkan aktivitas kependidikannya disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan  nilai-nilai Islam. 2. Komponen-komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan, materi atau bahan ajar, alat atau sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan atau konteks, management, dll. Yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Dari pengertian dua pendidikan Islam tersebut, maka pengertian pertama lebih menekankan kepada aspek kelembagaan dan program pendidikan Islam, dan yang dkedua lebih menekankan pada aspek spirit Islam yang melekat pada setiap aktivitas pendidikan (Muhaimin dkk, 2011:4)
Lembaga  pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industry mulia (noble industry) karena mengembangkan misi ganda, yaitu profit sekaligus sosial. misi profit, yaitu untuk mencapai keuntungan ini dapat dicapai ketika efesiensi dan efektifitas dana bisa tercapai sehingga pemasukan (income) lebih besar daripada biaya oprasional. Misi sosial bertujuan untuk mewariskan dan menginternalisasikan  nilai luhur.
Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan (termasuk didalamnya tenaga administrasi), kurikulum atau program pendidikan, sarana atau prasarana, biaya atau keuangan, informasi, proses belajar mengajar atau pelaksanaan pendidikan, lingkungan, output dan outcome serta hubungan kerja sama atau kemitraan dengan stakeholders, dll.
Fungsi utama manajemen seperti yang disebutkan diatas adalah untuk mencapai tujuan tujuan pendidikan Islam, karena itu penulis menyisipkan tujuan pendidikan Islam tersebut. Tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yanga kan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan yaitu tujuan sementara dan tujuan akir.Tujuan sementara yaitu tecapainya bebagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniyah, pengetahuan membaca, menulis, pngetahuan ilmu-ilmu kemasyrakatan, kesusilaan, keagamaan, kterampilan, kedewasaan jasmani dan rohani. Sedangkan tujuan akir adalah terwujudnya keperibadian muslim.(Sudiyono, 2009: 53)
B.    Prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam

Adapun pendapat Hasan Langgulung prinsip pendidikan Islam itu ada tujuh macam diantanya: iman dan akhlak, keadilan dan persamaan, musywarah,pembagian keja dan tugas, berpegang pada fungsi manajemen, pergaulan dan keikhlasan.
1.      Adil
Menurut Abudin Nata, dalam literature Islam, keadilan dapat diartikan istilah yang digunakan untuk menunjukan pada persamaan atau sikap tengah-tengah atas dua perkara. Keadilan ini terjadi berdasarkan keputusan akal yang dikonsultasikan dengan agama. Adil sering diartikan sebagai sikap moderat, objektif terhadap orang lain dalam memberikan hukuman, sering diartikan pula dengan persanaan dan keseimbangan dengan membrikan hak orang lain, tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangi.(Muwahid dan Soim, 2013: 12)
2.      Ikhlas
Yunasril Ali menyetakan bahwa ikhlas artinya bersih, murni, belum tercampur dengan sesuaitu.Yang dimaksud ikhlas disini adalah berniat dalam hati yang semata mata karena Alloh dan hanya untuk mengharap dan keridhaan-Nya belaka suatu amalan dilaksanakan. Pendapat lain mengatakan ikhlas artinya membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk.
Menurut pengerang Manazilus Sa’irin Al-Jauziyah ikhlas ada tiga derajat 1.Tidak mencari imbalan dari amal dan puas terhadap amal. 2. Berusaha sekuat tenaga membenahi amal dengan tetap menjaga kesaksian, menjaga cahaya taufik yang dipancarkan Allah Swt.3. membiarkan amal selalu berdasar kepada ilmu.
Keikhlasan didalam menunaikan segala pekerjaan yang dierintahkan Tuhan akan menambah kuat dan membaja niatnya. Niat yang bulat akan menjadi suatu tekad kesatuan tekad ini akan mejadi sesuatu kekuatan batin yang luar biasa
3.      Amanah/ tanggungjawab
Amanah secara etimologis dari bahasa arab dalam bentuk masdar (amina-amanatan) yang berarti jujur atau dapat dipercaya, sedangkan dalam bahasa indinesia berarti pesan, perintah atau keterangan atau wejangan.  Menurut istilah (terminology) terdapat beberapa pendapat Ahmad Musthafa Al-Maraghi, amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai pada yang berhak memilikinya. Sedanglan menurut Ibn Al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya dari pengertian tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa amanah adalah menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengureangi hak orang lain, baik berupa harga maupun jasa.
4.      Jujur
Ramayulis  menyetakan bahwa jujur dalam arti sempit adalah seuainya ucapan lisan dengan kenyataan. Dan dalam pengertian yang lebih umum adalah sesuainya lahir dan batin.Maka orang ang jujur bersama Alloh Swt dan brsama manusia adalah yang sesuai lahir dan batinnya. Karena itulah, orang munafik disebutkan sebagai orang yang tidak jujur
5.      Amar maruf nahi munkar
Al-Ma’ruf merupakan ismun jami’ (kata benda yang mencangkup) tentang segala sesuatu yang dicintai Alloh Swt. Baik perkataan, perbuatan lahir maupun batin yang mencangkup niat, ibadah, struktur hukum dan akhlaq. Dan disebut ma’ruf karena fitrah yang masih lurus dan akal yag sehat mengenalnya dan menjadi saksi kebaikannya. Sedangkan amar makruf adalah dakwah untuk melaksanakan dan mendatanginya dengan disemangati. Adapun nahi munkar (mencegah perbuatan keji) sebagai seorang muslim hendaknya mentolak menjauhi bahkan harus diberantas.
6.      Iman dan akhlak
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati.Sdang menurut istilah iman adalah membenarkan dngan hati, mngikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Iman mengandung arti ketentraman dan kedamaian qolbu  yang dimaksud keimanan seseorang dengan sesuatu adalah bahwa dalam hati orang tersbut  telah tertanam kepercayaan kyakinan tentang sesuatu dan sejak saat itu tidak khawatir lagi terhadap menyelusupnya keprcayaan lain yang bertentangan dengan kepercayaannya.
Sedangkan pngertian akhlak menurut Islam adalah perangai yang ada dalam diri manusia  yang mengakar yang dilakukannya secara spontan dan terus menerus.

7.      Hubungan atau pergaulan baik.
Islam memerintahkan agar umat Islam saling membantu bahkan dalams ebuh hadist disebutkan “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang saling banyak member manfaat untuk manusia (orang lain) (Muwahid dan Soim, 2013: 12-22)

C.    Karakteristik Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan Islam memiliki objek bahasan yang cukup kompleks. Berbgai objek bahasan tersebut dapat dijadikan bahan yang kemudian diintegrasikan untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang brciri khas Islami.
Istilah Islam dapat dipakai sebagai Islam wahyu atau Islam budaya. Islam wahyu meliputi Al-Qur’an dan Hadist-hadist Nabi, sementara Islam budaya meliputi ungkapan sahabat Nabi, pemahaman ulama, pembahaman cendikiaan muslim dan budaya umat Islam. Kata Islam yang menjadi identitas manajemen pndidikan ini dimaksudkan dapat mencangkup makna keduanya, yakni Islam wahyu dan Islam budaya.
Oleh karena itu, pembahasan manajmen pendidikan Islam senangtiasa melibatkan wahyu dan budaya kaum muslimin, ditambah manajemen pendidikan secara umum, Maka pembahasan ini akan mempertimbangkan bahan bahan sebagai berikut
1.      Teks-teks wahyu baik Al-Qur’an maupun hadit yang terkait dengan manajemen pendidikan
2.      Pekataan-perkataan para sahabat Nabi maupun ulamadan cebdikiawan muslim yang terkait dengan manajemen pendidikan.
3.      Realitas perkembangnan lembaga pendidikan
4.      Kultur komunitas (pimpinan dan pegawai) lembaga pendidikan agama Islam
5.      Ketentuan kaidah-kaidah manajemen pendidikan.
Teks-teks wahyu sebagai sandaran teologis, perkataan-perkataan para sahabat Nabi, ulama dan cendikiawan muslim sebagai sandaran rasional, ralitas perkembangan lembga pndidikan Islam serta kultur komunitas lembaga pendidikan Islam sebagai sebagai sandaran toritis. Jadi, bangunan manajmen pendidikan Islam diletakkan atas empat sandaran, yaitu sandaran teoigis, rasional, empiris, dan teoritis. (Mujamil Qomar, 2013:15-16).

D.    Fungsi Manajeman Pendidikan Islam
Para ahli manajemen mempunyai perbedaan pendapat dalam merumuskanproses manajemen diantaranya :
1.      Menurut Skiner, fungsi manajemen meliputi :planning, organizing, staffing, directing dan controlling.
2.      Steppen P. Robin, fungsi manajemen meliputi: planing, organixing, leading, dan controlling
3.      Fayol yang dikenal sbagai bapak manajemen ilmiah, berendapat sebagai berikut:planning, organizing, camanding, coordinating, controlling.
4.      Gulick mengdepankan poses manajemen mulai dari planning, organizing, staffing, directing, commanding, reporting, dan budgeting.
Berdasarkan proses manajemen, pakar manajemen pada era saat ini mengbstrasikan proses manajemen mnjadi empat proses yaitu: planning, organizing, actuating, controlling(POAC). Adapun kegunaan studi manajemen untuk lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
1.      Perencanaan (plaining)
Menyusun seluruh rancangan kerja, waktu pelaksanaan, kiat-kiat, starategi pengembangan model-model kinerja lembaga pendidikan, serta menjabarkan kelebihan dan kekurangan sumberdaya yang dimiliki, atau perencanaan masalah yang dipandang sangat memungkinkan.perncanaan dilakukan untuk menentukan tujua scara keeluruhan dan cara terbaik untukmencapainya.
2.      Pengkoordinasian (organizing)
Yang dilakukan kegiatan yang lebih kecil dan menyederhanakan rncana pekerjaan yang mmakan waktu lama menjadi rencana kerja yang membutuhkan waktu sebentar, yamg lebih efektif dan efisien.Kegunaan pengkoordinasian adalah mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang proposional melalui konsep pembagian kerja yang professional.
3.      Penggerakan (actuating)
Penggrakan/ actuating merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan gairah, kegiatan, pengertian, pengertian sehingga oang lain mau mndukung dan bekerja dngan sukarela untuk mancapai tujuan organisasi/ lembaga pendidikan Islam sesuai tugas yang diberikan padanya. Adapun fungsi actuating behubungan erat dengan sumberdaya manusia oleh karena itu seorang pemimin pendidikan Islam dalam membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong kegairah kerja para baahannya perlu memahami factor-faktor manusia dan pelakunya (Sulistyorini, 2009:31).
4.      Pengevaluasian (evaluating)
Yaitu proses pengawasan dan pengendalian performa lembaga untuk memastikan jalannya lembaga sesuai dengan rencana yang telah ditapkan evaluasi terhadap seluruh hasil kinerja lembaga dikelola dengan baik agar kelemahan dari segala aspeknya dapat ditanggulangi dengan baik dan benar. Kelemahan lembaga dapat terjadi pada karyawan, pola keimpinan manajer, pada permodalan, mekanisme kerja dan pada manajemennya.Oleh karena itu, evaluasi harus dlakukan dan ditindaklanjuti oleh pemecahan masalah. Disamping itu dalam pendidikan terdapat pula evaluasi pendidikan yang ditujukan untuk peserta didik (Hasan Basri, 2010: 203)
E.     Manajemen Menurut Islam
Abu Sin merumuskan empat persyaratan yang harus ada dalam manajemen Islami, yaitu sebagai beikut:
1.      Landasan nilai-nilai dan akhlak Islami. Manajemen Islami harus berdaarkan universitas nilai, yiatu kasih sayang, kejujuran, kemanusiaan, keadilan, dan kesedrajatan insani
2.      Seluruh aktifitas manajemen merupakan salah satu bentuk penghambaan kepada Alloh Swt. Nilai-nilai ibadah harus dibangun dengan landasan ketauhidan
3.      Hubungan atasan dan bawahan merupakan hubungan persaudaraan umat Islam, hubungan antar manusia yang sederajat, egalitarian, dan berprinsip pada nilai-nilai universalitas kemanusiaan, kebangsaan, kemedekaan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kebaikan seorang pemimpin pada anak buahnya tidak akan sia-sia apabila dilandasi pada niat yang baik. Oleh karena itu segala bentuk kebaikan yang diberikan harus berdasarkan niat yang baik kepada Alloh. Unruk itu menejemen dalam Islam memiliki perkembangan yang signifikan dengan menejemen yang selama ini dikembangkan. Perbedaan itu terltak pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan didasarkan pada niat kerena Alloh, artinya ada tanggungjawab teologis bagi individu dalam mengembangkan manajemen sebagai alat atau media seseorang untuk hidup teratur agarmendapatkan kesuksesan didunia dan diakherat.
4.      Manajemen Islam dilandasi oleh etika dan nilai-nilai agama, menjadi salah satu alternative dalam menyampaikan problem individu dan social ditngah-tengah zaman yang mungkin tidak menentu secara moral. Apabila ada keinginan untuk mengembangkan secara professional yang sesuai dengan aturan ilmu yang telah disepakati, perlu diperjlelas pengertian dari manajemen Islam secara epistimologis. Harus sering dilakukan pegkajian-pengkaian scara mendalam dan terus menerus melakukan penelitian. Dengan demikian, ditemukan dasar-dasar ilmiah dari manajmen Islam tersebut (Saefullah, 2012: 48-49)
Dalam ajaran Islam, manajemen dipandang sebagai perwujudan amal shaleh yang harus bertitik tolak niat yang baik. Niat yang baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang optimal demi kesejahteraan bersama. Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendpatka hasil maksimal. (M.A. Athoilah, 2010: 18)
Islam menetapkan bahwa manajemen merupakan aktivitas yang berdasarkan nilai-nilai keadilan, yang merupakan perbuatan pipmpinan yang tidak meyakiti atau menzalimi bawahan.Bentuk penganiayaan yang dimaksdkan aalah menngurangi atau tiak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan.Apabila itu trjadi maka sangat ditentang oleh Islam.
Dalam islam, unsur kejujuran dan kepercayaan sangat penting dittapkan dalam manajemen. Nabi Muhammad Saw adalah seseorang yang sangat tepercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan nabi Muhammad menempatkan manusia sebagai fokusnya, bukan sebagai factor produksi yang hanya diperas tenaganya untuk menegjar target produksi
Nabi Muhammad Saw mengelola (manage) serta mempertahankan (mantain) kerjasama dengan sahabatnya dalam waktu yang lama .salah satu kebiasaan Nabi Saw adalah memberikan reward atas keatifitas atau prestasi yang ditujukan sahabatnya. Ada empat contoh pilar etika manajemen yang ada dalam Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw, yaitu:
1.      Ketauhidan yang berarti memandang segala asset daritransaksi bisnis yang terjadi didunia adalah milik Alloh Swt. Manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.
2.      Keadilan, artinya segala kputusan menyangkut transaksi dan interaksi dengan orang lain didasarkan pada kesepakatan kerja yang dilandasi oleh akad saling setuju dengan system prfil and lost sharing
3.      Keendak bebas, artinya menejemen Islam mempersilahkan manusia untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi dan interksi ke manusianya sepanjang memenuhi azas hokum yang baik dan bnar.
4.      Pertanggungjaaban, yaitu semua keputusan seseorang pemimpin harus di pertanggungjaabkan oleh orang yang bersangkutan.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses penetaan/ penggelolaan lembaga pendidikan Islam yang ,melibatkan sumberdaya manusia muslim dan non manusia dalam menggerakan untuk maencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.
2.      planning, organizing, actuating, controlling (POAC).
3.      Adil, Ikhlas, Amanah/ tanggungjawab, Jujur, Amar maruf nahi munkar, Iman dan akhlak, Hubungan atau pergaulan baik.
4.      Landasan nilai-nilai dan akhlak Islami, Seluruh aktifitas manajemen merupakan salah satu bentuk penghambaan kepada Alloh Swt, Hubungan atasan dan bawahan merupakan hubungan persaudaraan umat Islam,Manajemen Islam dilandasi oleh etika dan nilai-nilai agama.


B.     Saran
Demikianlah apa yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena keterbatasan pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang berhubugan dengan makalah ini, penulis berharap mengenai kritikan dan masukan terhadap makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca yang budiman.


C.    Daftar pustaka
Abdullah Buedi. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung. Pustaka Setia.
Basri Hasan dan Saebani beni A. 2010.Ilmu Pendidikan Islam. Bandung. Pustaka Setia.
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung.2003.Manajemen Syariah dalam Prkatik, Jakarta. Gema Insani.
Shulhan Muwahid dan Soim.2013Manajemen Pendidikan Islam.Yogyakarta Sukses Offset.
Sudiyono. 2009.Pendidikan Islam. Jakarta. PT Asdi Mahasatya.
Sulistyorini.2009.n Manajemen Pendidikan Islam konsep strategi dan aplikasi.Yogyakarta.Sukses Offset.
Muhaimin, dkk. 2011. Manajemen pendidikan aplikasinya dalam menyusun rencana pengembangan sekolah/ madrasah. Jakarta. Kensana Peranda Media Group.
Qomar Mujamil.2011.Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta Erlangga.




No comments:

Post a Comment