BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Akhir-akhir ini,
manajemen sebagai ilmu begitu popular sehingga banyak kajian yang difokuskan
pada manjemen baik berupa pelatihan, seminar, kuliah, maupun pembukaan program
studi manajemen meliputi manajemen ekonomi, manajemen sumberdaya manusia,
manajemen pendidikan, dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya, manajemen
telah di implementasikan dalam berbagai persoalan yang bersifat batiniyah,
seperti manajemen qalbu.
Awalmulanya, tema manajemen hanya popular dalam dunia perusahaan
atau bisnis. Kemudian tema ini digunakan dalam profesi lainnya, termasuk oleh
pendidikan dengan beberapa modifikasi dan spesifikasi tertentu lantaran
terdapat perbedaan objek. Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus
dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus
diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin
dan Hendri, 2003:1). Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah
Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara
semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai
sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai
secara efisien dan efektif.
Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk
yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang
berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), jenjang
pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan berbagai bentuknya ada yang
berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pada jalur
pendidikan non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA),
Majelis Ta’lim, Pesantren dan Madrasah Diniyah.Jalur Pendidikan Informal
seperti pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau
manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif
tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit
dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh
kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya,
sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak terorganisir
dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
Makalah ini akan membahas
hal-hal yang mendasar terkait dengan manajemen agama Islam.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah manjemen pendidiakan Islam itu?
2. Apa saja fungsi pendidikan Islam pada era
saat ini?
3. Apa saja prinsip pendidikan Islam menurut
Hasan Langgulung?
4. Bagaimana suatu manajemen bisa dikatakan Islami?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Menurut Saefullah (2012 :1) Manajemen beasal dari bahasa Inggris to
manage yang berarti mengetur, mengurus atau mengelola. Menurut Malayu S.P
Hasibulan, manajemen adalah ilmu dan seni mengetur proses pemanfaatan
sumberdaya manusia secara efektif yang
didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam manajemen terdapat dua system, yaitu system organisasi dan sistem
administrasi.
Ramayulis (2008: 362) menyatakan bahwa penertian yang sama dengan
hakekat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini menrupakan
derivasi dari kata dabbara (mengatur)yang terdapat dalam al-Qur’an seperti
firman Allah Swt:
ãÎn/yãtøBF{$#ÆÏBÏä!$yJ¡¡9$#n<Î)ÇÚöF{$#¢OèOßlã÷ètÏmøs9Î)Îû5Qöqttb%x.ÿ¼çnâ#yø)ÏBy#ø9r&7puZy$£JÏiBtbrãès?
Artinya :
Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudia (urusan)
itu naik kepada-Nya dalam suatu hari
yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Qs. As-Sajadah :5)
Manajemen menurut istilah adalah proses mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat secara fesien dan efktif dengan dan
melalui orang lain (Robbin dan Caulter, 2007: 8)
Manajmen pendidikan adalah manajemen yang ditetapkan dalam
mengembangkan pendidikan. Dalam arti, ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumberdaya pendidikan
Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efesien.
Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk smua aktifitas pendidikan pada
umumnya, sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih bersifat khusus lagi
mengerah pada manajemen yang diterapkan dalam ngembangan pendidikan Islam.
Dalam arti, bagaimana menggunakan dan mengelola sumberdaya pendidikan Islam
secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pengembangan, kemmajuan dan
kualitas proses dan hasil penddikan Islam itu sendiri. Sedangkan barang tentu
aspek leader dan manager yang Islami atau yang dijiai oleh ajaran
dan nilai-nilai Islam dan /atau yang berciri khas Islam, harus melekat pada
manajemen pendidikan Islam (Muhaimin, et al.,2011:5).
Menurut Saefullah (2012 :1) manajemen pendidikan Islam adalah
proses pemenfaatan sumberdaya yang dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan
atau yang lainnya), baik perangkat keras ataupun prangkat lunak. Pemanfaatan
tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien
dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik didunia maupun
di akherat.
Menurut Sulistyorini (2009:
14) manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses penetaan/ penggelolaan
lembaga pendidikan Islam yang ,melibatkan sumberdaya manusia muslim dan non
manusia dalam menggerakan untuk maencapai tujuan pendidikan Islam secara
efektif dan efisien.
Manajemen yang tidak efektif yaitu manajemen yang tidak behasil
memenuhi tujuan karena adanya mis.-manajemen. Sedangkan manjmen yang
efektif tapi tiak efeien yaitu manajemen yang berhasil mencapai tujuannya
tetapi melalui penhamburan atau pembeorosan (tenaga, waktu dan biaya).manajemen
yang efesien adalah manajemen yang berhasil mencapai sasarannya dengan sempurna
cepat, tepat dan selamat.
Suatu pekerjaan dikatakan efektif ialah kalau pekerjaan itu member
hasil yang sesuai dengan criteria yang ditetapkan semula, dengan kata lain
kalau pekerjaan itu sudah mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam dalam aspek yang dikejakaan dalam hal ini yang
mlaksanakan peerjaan itu adalah manajer (Sulistyorini, 2009: 14)
Banyak definiasi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan
Islam, tetapi intinya ada dua yaitu pertama, pendidikan Islam merupakan
aktifitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat
untuk mengejawantahkan ajaran nilai-nilai Islam. Dalam praktiknya di Indonesia,
pendidikan Islam ini setidak-tidaknya dapat dikelompokan kedalam lima jenis,
yaitu
1. Pondok Pesantren atau Madrasah Diniah, yang menurut UU No. 20 Tahun
2013 tntang Sistem Pendidikan Nasional disebut sebagai pendidikan keagamaan
(Islam) formal, seperti Pondok Pesanrtren/ Madrasah Dinyah (Ula, Wustha,
‘Ulya, dan Ma’had Ali)
2.
PAUD/RA, BA,
TA, madrasah pendidikan selanjutnya seperti IAIN/STAIN atau Universitas Islam
Negeri yang bernaung di bawah Departemen Agama.
3.
Pendidikan Usia
Dini/RA,BA,TA, Sekolah/ Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh dan atau
berada dibawah naungan yayasan organisasi Islam.
4.
Pelajaran Islam
diselolah/ Madrasah/ Perguruan tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau kuliah
atau program studi
5.
Pendidikan
Islam dalam keluarga atau di tempat-tempat ibadah, atau kajian-kajian
keislaman, makjelis taklimn dan institusi-institusi lainnya yang sekarang
sedang digalakan oleh masyarakat atau pendidikan Islam melalui jalur pendidikan
nonformal dan informal.
Kedua, Pendidikan Islam adalah sitem pendidikan yang
dikembangkan dari dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran nilai-nilai Islam.
Dalam sistim yang kedua ini menyangkup: 1.Pendidik/guru/ dosen, Kepala
Madrasah/ Sekolah atau Pimpinan Perguruan Tinggi atau tenaga pendidikan lainnya
yang melakukan dan mengembangkan aktivitas kependidikannya disemangati atau
dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2. Komponen-komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan, materi atau bahan
ajar, alat atau sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan atau konteks,
management, dll. Yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
Dari pengertian dua pendidikan Islam tersebut, maka pengertian pertama lebih
menekankan kepada aspek kelembagaan dan program pendidikan Islam, dan yang
dkedua lebih menekankan pada aspek spirit Islam yang melekat pada setiap
aktivitas pendidikan (Muhaimin dkk, 2011:4)
Lembaga pendidikan Islam
bisa dikategorikan sebagai lembaga industry mulia (noble industry)
karena mengembangkan misi ganda, yaitu profit sekaligus sosial. misi profit,
yaitu untuk mencapai keuntungan ini dapat dicapai ketika efesiensi dan
efektifitas dana bisa tercapai sehingga pemasukan (income) lebih besar
daripada biaya oprasional. Misi sosial bertujuan untuk mewariskan dan
menginternalisasikan nilai luhur.
Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan (termasuk didalamnya tenaga
administrasi), kurikulum atau program pendidikan, sarana atau prasarana, biaya
atau keuangan, informasi, proses belajar mengajar atau pelaksanaan pendidikan,
lingkungan, output dan outcome serta hubungan kerja sama atau
kemitraan dengan stakeholders, dll.
Fungsi utama manajemen seperti yang disebutkan diatas adalah untuk
mencapai tujuan tujuan pendidikan Islam, karena itu penulis menyisipkan tujuan
pendidikan Islam tersebut. Tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yanga kan
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan
Islam.
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan yaitu tujuan
sementara dan tujuan akir.Tujuan sementara yaitu tecapainya bebagai kemampuan
seperti kecakapan jasmaniyah, pengetahuan membaca, menulis, pngetahuan ilmu-ilmu
kemasyrakatan, kesusilaan, keagamaan, kterampilan, kedewasaan jasmani dan
rohani. Sedangkan tujuan akir adalah terwujudnya keperibadian muslim.(Sudiyono,
2009: 53)
B.
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam
Adapun pendapat Hasan Langgulung prinsip pendidikan Islam itu ada
tujuh macam diantanya: iman dan akhlak, keadilan dan persamaan,
musywarah,pembagian keja dan tugas, berpegang pada fungsi manajemen, pergaulan
dan keikhlasan.
1.
Adil
Menurut Abudin Nata, dalam literature Islam, keadilan dapat diartikan
istilah yang digunakan untuk menunjukan pada persamaan atau sikap tengah-tengah
atas dua perkara. Keadilan ini terjadi berdasarkan keputusan akal yang
dikonsultasikan dengan agama. Adil sering diartikan sebagai sikap moderat,
objektif terhadap orang lain dalam memberikan hukuman, sering diartikan pula
dengan persanaan dan keseimbangan dengan membrikan hak orang lain, tanpa ada
yang dilebihkan atau dikurangi.(Muwahid dan Soim, 2013: 12)
2.
Ikhlas
Yunasril Ali menyetakan bahwa ikhlas artinya bersih, murni, belum
tercampur dengan sesuaitu.Yang dimaksud ikhlas disini adalah berniat dalam hati
yang semata mata karena Alloh dan hanya untuk mengharap dan keridhaan-Nya
belaka suatu amalan dilaksanakan. Pendapat lain mengatakan ikhlas artinya
membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk.
Menurut pengerang Manazilus Sa’irin Al-Jauziyah ikhlas ada tiga
derajat 1.Tidak mencari imbalan dari amal dan puas terhadap amal. 2. Berusaha
sekuat tenaga membenahi amal dengan tetap menjaga kesaksian, menjaga cahaya
taufik yang dipancarkan Allah Swt.3. membiarkan amal selalu berdasar kepada
ilmu.
Keikhlasan didalam menunaikan segala pekerjaan yang dierintahkan
Tuhan akan menambah kuat dan membaja niatnya. Niat yang bulat akan menjadi
suatu tekad kesatuan tekad ini akan mejadi sesuatu kekuatan batin yang luar
biasa
3.
Amanah/
tanggungjawab
Amanah secara etimologis dari bahasa arab dalam bentuk masdar
(amina-amanatan) yang berarti jujur atau dapat dipercaya, sedangkan dalam bahasa
indinesia berarti pesan, perintah atau keterangan atau wejangan. Menurut istilah (terminology) terdapat
beberapa pendapat Ahmad Musthafa Al-Maraghi, amanah adalah sesuatu yang harus
dipelihara dan dijaga agar sampai pada yang berhak memilikinya. Sedanglan
menurut Ibn Al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin
pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil
manfaatnya dari pengertian tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa amanah
adalah menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu
melebihi haknya dan tidak mengureangi hak orang lain, baik berupa harga maupun
jasa.
4.
Jujur
Ramayulis menyetakan bahwa
jujur dalam arti sempit adalah seuainya ucapan lisan dengan kenyataan. Dan
dalam pengertian yang lebih umum adalah sesuainya lahir dan batin.Maka orang
ang jujur bersama Alloh Swt dan brsama manusia adalah yang sesuai lahir dan
batinnya. Karena itulah, orang munafik disebutkan sebagai orang yang tidak jujur
5.
Amar maruf nahi
munkar
Al-Ma’ruf merupakan ismun
jami’ (kata benda yang mencangkup) tentang segala sesuatu yang dicintai
Alloh Swt. Baik perkataan, perbuatan lahir maupun batin yang mencangkup niat,
ibadah, struktur hukum dan akhlaq. Dan disebut ma’ruf karena fitrah yang masih
lurus dan akal yag sehat mengenalnya dan menjadi saksi kebaikannya. Sedangkan amar
makruf adalah dakwah untuk melaksanakan dan mendatanginya dengan disemangati.
Adapun nahi munkar (mencegah perbuatan keji) sebagai seorang muslim hendaknya
mentolak menjauhi bahkan harus diberantas.
6.
Iman dan akhlak
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati.Sdang menurut istilah
iman adalah membenarkan dngan hati, mngikrarkan dengan lisan dan mengamalkan
dengan anggota badan. Iman mengandung arti ketentraman dan kedamaian qolbu yang dimaksud keimanan seseorang dengan
sesuatu adalah bahwa dalam hati orang tersbut
telah tertanam kepercayaan kyakinan tentang sesuatu dan sejak saat itu
tidak khawatir lagi terhadap menyelusupnya keprcayaan lain yang bertentangan
dengan kepercayaannya.
Sedangkan pngertian akhlak menurut Islam adalah perangai yang ada
dalam diri manusia yang mengakar yang
dilakukannya secara spontan dan terus menerus.
7.
Hubungan atau
pergaulan baik.
Islam memerintahkan agar umat Islam saling membantu bahkan dalams
ebuh hadist disebutkan “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang saling banyak
member manfaat untuk manusia (orang lain) (Muwahid dan Soim, 2013: 12-22)
C.
Karakteristik Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan Islam memiliki objek bahasan yang cukup kompleks.
Berbgai objek bahasan tersebut dapat dijadikan bahan yang kemudian
diintegrasikan untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang brciri khas Islami.
Istilah Islam dapat dipakai sebagai Islam wahyu atau Islam budaya.
Islam wahyu meliputi Al-Qur’an dan Hadist-hadist Nabi, sementara Islam budaya
meliputi ungkapan sahabat Nabi, pemahaman ulama, pembahaman cendikiaan muslim
dan budaya umat Islam. Kata Islam yang menjadi identitas manajemen pndidikan
ini dimaksudkan dapat mencangkup makna keduanya, yakni Islam wahyu dan Islam
budaya.
Oleh karena itu, pembahasan manajmen pendidikan Islam senangtiasa
melibatkan wahyu dan budaya kaum muslimin, ditambah manajemen pendidikan secara
umum, Maka pembahasan ini akan mempertimbangkan bahan bahan sebagai berikut
1.
Teks-teks wahyu
baik Al-Qur’an maupun hadit yang terkait dengan manajemen pendidikan
2.
Pekataan-perkataan
para sahabat Nabi maupun ulamadan cebdikiawan muslim yang terkait dengan
manajemen pendidikan.
3.
Realitas
perkembangnan lembaga pendidikan
4.
Kultur
komunitas (pimpinan dan pegawai) lembaga pendidikan agama Islam
5.
Ketentuan
kaidah-kaidah manajemen pendidikan.
Teks-teks wahyu sebagai sandaran teologis, perkataan-perkataan para
sahabat Nabi, ulama dan cendikiawan muslim sebagai sandaran rasional, ralitas perkembangan
lembga pndidikan Islam serta kultur komunitas lembaga pendidikan Islam sebagai
sebagai sandaran toritis. Jadi, bangunan manajmen pendidikan Islam diletakkan
atas empat sandaran, yaitu sandaran teoigis, rasional, empiris, dan teoritis.
(Mujamil Qomar, 2013:15-16).
D.
Fungsi
Manajeman Pendidikan Islam
Para ahli manajemen mempunyai perbedaan pendapat dalam
merumuskanproses manajemen diantaranya :
1.
Menurut Skiner,
fungsi manajemen meliputi :planning,
organizing, staffing, directing dan controlling.
2.
Steppen P.
Robin, fungsi manajemen meliputi: planing,
organixing, leading, dan controlling
3.
Fayol yang
dikenal sbagai bapak manajemen ilmiah, berendapat sebagai berikut:planning, organizing, camanding,
coordinating, controlling.
4.
Gulick
mengdepankan poses manajemen mulai dari planning,
organizing, staffing, directing, commanding, reporting, dan budgeting.
Berdasarkan proses manajemen, pakar manajemen pada era saat ini
mengbstrasikan proses manajemen mnjadi empat proses yaitu: planning, organizing, actuating, controlling(POAC). Adapun kegunaan
studi manajemen untuk lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
1.
Perencanaan (plaining)
Menyusun
seluruh rancangan kerja, waktu pelaksanaan, kiat-kiat, starategi pengembangan
model-model kinerja lembaga pendidikan, serta menjabarkan kelebihan dan
kekurangan sumberdaya yang dimiliki, atau perencanaan masalah yang dipandang
sangat memungkinkan.perncanaan dilakukan untuk menentukan tujua scara
keeluruhan dan cara terbaik untukmencapainya.
2.
Pengkoordinasian
(organizing)
Yang
dilakukan kegiatan yang lebih kecil dan menyederhanakan rncana pekerjaan yang
mmakan waktu lama menjadi rencana kerja yang membutuhkan waktu sebentar, yamg
lebih efektif dan efisien.Kegunaan pengkoordinasian adalah mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang proposional melalui konsep pembagian kerja yang
professional.
3.
Penggerakan (actuating)
Penggrakan/ actuating merupakan kemampuan seseorang
untuk memberikan gairah, kegiatan, pengertian, pengertian sehingga oang lain
mau mndukung dan bekerja dngan sukarela untuk mancapai tujuan organisasi/
lembaga pendidikan Islam sesuai tugas yang diberikan padanya. Adapun fungsi actuating behubungan erat dengan
sumberdaya manusia oleh karena itu seorang pemimin pendidikan Islam dalam
membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong kegairah kerja para baahannya
perlu memahami factor-faktor manusia dan pelakunya (Sulistyorini, 2009:31).
4.
Pengevaluasian (evaluating)
Yaitu
proses pengawasan dan pengendalian performa lembaga untuk memastikan jalannya
lembaga sesuai dengan rencana yang telah ditapkan evaluasi terhadap seluruh
hasil kinerja lembaga dikelola dengan baik agar kelemahan dari segala aspeknya
dapat ditanggulangi dengan baik dan benar. Kelemahan lembaga dapat terjadi pada
karyawan, pola keimpinan manajer, pada permodalan, mekanisme kerja dan pada
manajemennya.Oleh karena itu, evaluasi harus dlakukan dan ditindaklanjuti oleh
pemecahan masalah. Disamping itu dalam pendidikan terdapat pula evaluasi
pendidikan yang ditujukan untuk peserta didik (Hasan Basri, 2010: 203)
E.
Manajemen
Menurut Islam
Abu Sin merumuskan empat persyaratan yang harus ada dalam manajemen
Islami, yaitu sebagai beikut:
1.
Landasan
nilai-nilai dan akhlak Islami. Manajemen Islami harus berdaarkan universitas
nilai, yiatu kasih sayang, kejujuran, kemanusiaan, keadilan, dan kesedrajatan
insani
2.
Seluruh
aktifitas manajemen merupakan salah satu bentuk penghambaan kepada Alloh Swt. Nilai-nilai
ibadah harus dibangun dengan landasan ketauhidan
3.
Hubungan atasan
dan bawahan merupakan hubungan persaudaraan umat Islam, hubungan antar manusia
yang sederajat, egalitarian, dan berprinsip pada nilai-nilai universalitas
kemanusiaan, kebangsaan, kemedekaan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Kebaikan seorang pemimpin pada anak buahnya tidak akan sia-sia apabila
dilandasi pada niat yang baik. Oleh karena itu segala bentuk kebaikan yang
diberikan harus berdasarkan niat yang baik kepada Alloh. Unruk itu menejemen
dalam Islam memiliki perkembangan yang signifikan dengan menejemen yang selama
ini dikembangkan. Perbedaan itu terltak pada keyakinan bahwa segala sesuatu
yang dikerjakan didasarkan pada niat kerena Alloh, artinya ada tanggungjawab teologis
bagi individu dalam mengembangkan manajemen sebagai alat atau media seseorang
untuk hidup teratur agarmendapatkan kesuksesan didunia dan diakherat.
4.
Manajemen Islam
dilandasi oleh etika dan nilai-nilai agama, menjadi salah satu alternative
dalam menyampaikan problem individu dan social ditngah-tengah zaman yang
mungkin tidak menentu secara moral. Apabila ada keinginan untuk mengembangkan
secara professional yang sesuai dengan aturan ilmu yang telah disepakati, perlu
diperjlelas pengertian dari manajemen Islam secara epistimologis. Harus sering
dilakukan pegkajian-pengkaian scara mendalam dan terus menerus melakukan
penelitian. Dengan demikian, ditemukan dasar-dasar ilmiah dari manajmen Islam
tersebut (Saefullah, 2012: 48-49)
Dalam ajaran Islam, manajemen dipandang sebagai perwujudan amal
shaleh yang harus bertitik tolak niat yang baik. Niat yang baik tersebut akan
memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang optimal demi
kesejahteraan bersama. Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut
pandangan Islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.Seorang
manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya
mendpatka hasil maksimal. (M.A. Athoilah, 2010: 18)
Islam menetapkan bahwa manajemen merupakan aktivitas yang berdasarkan
nilai-nilai keadilan, yang merupakan perbuatan pipmpinan yang tidak meyakiti
atau menzalimi bawahan.Bentuk penganiayaan yang dimaksdkan aalah menngurangi
atau tiak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi
ketentuan.Apabila itu trjadi maka sangat ditentang oleh Islam.
Dalam islam, unsur kejujuran dan kepercayaan sangat penting
dittapkan dalam manajemen. Nabi Muhammad Saw adalah seseorang yang sangat
tepercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan
nabi Muhammad menempatkan manusia sebagai fokusnya, bukan sebagai factor
produksi yang hanya diperas tenaganya untuk menegjar target produksi
Nabi Muhammad Saw mengelola (manage)
serta mempertahankan (mantain)
kerjasama dengan sahabatnya dalam waktu yang lama .salah satu kebiasaan Nabi
Saw adalah memberikan reward atas
keatifitas atau prestasi yang ditujukan sahabatnya. Ada empat contoh pilar
etika manajemen yang ada dalam Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad
Saw, yaitu:
1.
Ketauhidan yang
berarti memandang segala asset daritransaksi bisnis yang terjadi didunia adalah
milik Alloh Swt. Manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.
2.
Keadilan,
artinya segala kputusan menyangkut transaksi dan interaksi dengan orang lain
didasarkan pada kesepakatan kerja yang dilandasi oleh akad saling setuju dengan
system prfil and lost sharing
3.
Keendak bebas,
artinya menejemen Islam mempersilahkan manusia untuk menumpahkan kreativitas
dalam melakukan transaksi dan interksi ke manusianya sepanjang memenuhi azas
hokum yang baik dan bnar.
4.
Pertanggungjaaban,
yaitu semua keputusan seseorang pemimpin harus di pertanggungjaabkan oleh orang
yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Manajemen
pendidikan Islam adalah suatu proses penetaan/ penggelolaan lembaga pendidikan
Islam yang ,melibatkan sumberdaya manusia muslim dan non manusia dalam
menggerakan untuk maencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.
2.
planning, organizing, actuating, controlling (POAC).
3.
Adil, Ikhlas,
Amanah/ tanggungjawab, Jujur, Amar maruf nahi munkar, Iman dan akhlak, Hubungan
atau pergaulan baik.
4.
Landasan
nilai-nilai dan akhlak Islami, Seluruh aktifitas manajemen merupakan salah satu
bentuk penghambaan kepada Alloh Swt, Hubungan atasan dan bawahan merupakan
hubungan persaudaraan umat Islam,Manajemen Islam dilandasi oleh etika dan
nilai-nilai agama.
B.
Saran
Demikianlah apa yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena keterbatasan pengetahuan dan kekurangan rujukan atau
referensi yang berhubugan dengan makalah ini, penulis berharap mengenai
kritikan dan masukan terhadap makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca yang budiman.
C.
Daftar pustaka
Abdullah Buedi. 2012. Manajemen
Pendidikan Islam. Bandung.
Pustaka Setia.
Basri
Hasan dan Saebani beni A. 2010.Ilmu Pendidikan Islam.
Bandung. Pustaka Setia.
Didin Hafidudin dan Hendri
Tanjung.2003.Manajemen Syariah dalam Prkatik, Jakarta. Gema Insani.
Shulhan Muwahid dan Soim.2013Manajemen Pendidikan Islam.Yogyakarta Sukses Offset.
Sudiyono.
2009.Pendidikan Islam.
Jakarta. PT Asdi Mahasatya.
Sulistyorini.2009.n
Manajemen Pendidikan Islam konsep strategi
dan aplikasi.Yogyakarta.Sukses Offset.
Muhaimin,
dkk. 2011. Manajemen pendidikan
aplikasinya dalam menyusun rencana pengembangan sekolah/ madrasah.
Jakarta. Kensana Peranda Media Group.
Qomar
Mujamil.2011.Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta
Erlangga.
No comments:
Post a Comment