REVIEW JURNAL
ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E-LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN
(ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Islam)
NAMA
BUDI SANTOSO (14160049)
DOSEN PENGAMPU
SYARIFAN NURJAN, MA
MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas review jurnal ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Islam
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan
dengan Psikologi Pendidikan Islam yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
jurnal yang kami dapatkan di Goole Cendikia. Review ini di tulis oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya review
ini dapat terselesaikan.
Semoga review ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Muhamadiyah
Ponorogo, Saya sadar bahwa review ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing saya meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan Review saya di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Reviewer
A.
PENDAHULUAN
Dalam
beberapa tahun terakhir, perlu disadari bahwa terdapat berbagai perkembangan
yang akan mendorong perubahan metode pembelajaran. Dikenalnya teori kecerdasan
majemuk yang sesungguhnya telah berkembang di sekitar tahun 1980-an (Gardner,
2003), telah memicu kreativitas dalam pengembangan metode pembelajaran. Teori
kecerdasan majemuk ini menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kecerdasan yang
berganda, dan kapasitas untuk masing-masing kecerdasan tersebut berbeda-beda
untuk setiap individu.
Atas
dasar itulah,maka terlahirlah pemikiran untuk membuat artikel jurnal yang
berjudul ‘Accelerated Learning dalam Proses Pembeajaran dan E-learning
sebagai Alat Bantu Pembelajaran’ ini kami pilih untuk menyelesaikan tugas
Review jurnal kami. Tentunya tulisan ini bukan Firman Tuhan karena itu kami
mencoba untuk mengkritisi Artikel itu baik dari berbagai sudut pandang
B.
RINGKASAN
JURNAL
1.
Identitas
Jurnal
Judul
|
Accelerated
Learning dalam Proses
Pembelajaran dan E-learning sebagai Alat Bantu Pembelajaran
|
Penulis
|
Yenni M. Djajalaksana
|
Nama
Jurnal
|
Jurnal Informatika UKM,
|
Edisi
|
Vol.I,
No. 1, Juni 2005: 21-29
|
2.
Ringkasan
Jurnal
a.
Kecerdasan
Majemuk
Dalam beberapa tahun terakhir, perlu
disadari bahwa terdapat berbagai perkembangan yang akan mendorong perubahan
metode pembelajaran. Dikenalnya teori kecerdasan majemuk yang sesungguhnya
telah berkembang di sekitar tahun 1980-an (Gardner, 2003), telah memicu
kreativitas dalam pengembangan metode pembelajaran. Teori kecerdasan majemuk
ini menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kecerdasan yang berganda, dan
kapasitas untuk masing-masing kecerdasan tersebut berbeda-beda untuk setiap
individu.
Gardner (2003) menyatakan, bahwa “…tes
IQ hanya mengukur kemampuan logika atau logika-matematika, dalam
masyarakat ini kita dapat dikatakan telah “cuci otak” untuk membatasi
pengertian kecerdasan pada kemampuan yang dipakai dalam menyelesaikan masalah
logika dan linguistik.” Pernyataan tsb. menunjukkan ketidakcukupan
metode-metode pembelajaran selama ini yang terlalu banyak difokuskan pada kedua
jenis kemampuan tersebut, yang tercermin dari tes-tes ujian saringan masuk,
khususnya ke perguruan tinggi.
Dalam perkembangan terakhir di tahun
2005, teori kecerdasan majemuk ini telah mengungkapkan sejumlah sembilan
kecerdasan majemuk yang terdiri dari kecerdasan linguistic, mathematical,
musical, spatial, bodily/kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, naturalist dan
existential (Dover, 2005). Untuk dapat mengembangkan setiap jenis
kecerdasan tersebut, perlu dilakukan metode yang berbeda-beda, dan inilah
tantangan yang perlu dihadapi dan ditangani oleh para pendidik.
b.
Accelerated Learning
Sebelum dikenalnya konsep kecerdasan
majemuk, telah terjadi perkembangan dari metode pembelajaran tradisional
menjadi metode pembelajaran accelerated learning, yaitu sekitar
tahun 1970-an sejak penerbitan sebuah buku berjudul Superlearning yang
dikarang oleh Lynn Schroeder dan Sheila Ostrander (Meier, 2002). Metode accelerated
learning telah mengubah metode pembelajaran yang tradisional, yang memiliki
ciri-ciri yang banyak bertolak belakang dari pengertian di masa lampau (Tabel
1).
Perbandingan antara Metode Belajar Tradisional dan Accelerated
Learning (Sumber: Meier, 2002, hlm. 35)
Belajar
Tradisional
|
Accelerated
Learning
|
Kaku
|
Luwes
|
Muram dan
serius
|
Gembira
|
Satu jalan
|
Banyak jalan
|
Mementingkan
sarana
|
Mementingkan
tujuan
|
Bersaing
|
Bekerja sama
|
Behavioristis
|
Manusiawi
|
Verbal
|
Multi-indriawi
|
Mengontrol
|
Mengasuh
|
Mementingkan
materi
|
Mementingkan
aktivitas
|
Mental
(kognitif)
|
Mental/emosional/fisik
|
Berdasarkan
waktu
|
Berdasarkan
hasil
|
Metode accelerated learning
yang adalah merupakan percepatan dan peningkatan pembelajaran, telah banyak
menghasilkan percepatan pemahaman atas berbagai materi pembelajaran, yang
terbukti sangat efektif (Meier, 2002).
Metode ini memiliki prinsip-prinsip berikut (Meier, 2002,
hlm.54-55):
1.
Belajar
melibatkan seluruh pikiran dan tubuh dengan segala emosi, indra dan syarafnya.
2.
Belajar
adalah membuat orang berkreasi, bukan sekedar mengkonsumsi pengetahuan atau
informasi.
3.
Kerja
sama membantu proses belajar, maka belajar kelompok memiliki hasil lebih baik
daripada individu yang belajar sendiri.
4.
Pembelajaran
berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah sadar,
mental dan fisik).
5.
Belajar
berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).
6.
Emosi
positif sangat membantu pembelajaran.
7.
Otak-visual
(atau Citra) menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
c.
Accelerated Learning untuk
Pembelajaran Materi Teknologi Informasi
Sudah menjadi suatu gambaran di
benak banyak orang bahwa pembelajaran materi Teknologi Informasi (IT) biasanya
terjadi di dalam lingkungan yang sangat high-tech di mana para individu
bekerja sendiri di setiap terminal komputer. Biasanya terdapat PowerPoint®
slides yang membosankan, manual yang berisi banyak screen shots,
instruksi yang kompleks untuk latihan-latihan, kuliah dan pendekatan “satu
untuk semua” (one-size-fits-all). Persepsi yang didapatkan adalah
mempelajari materi IT itu mahal, sulit dan membosankan (Collins, 2002).
Lalu, bagaimana dengan para pendidik
di Jurusan Teknik Informatika, Sistem Informasi, Ilmu Komputer, ataupun
Jurusan-Jurusan lainnya yang memberikan berbagai materi IT dengan cara yang
membosankan tersebut? Ini adalah tantangan yang luar biasa, lebih lagi apabila
mahasiswa memiliki motivasi belajar yang rendah karena dipaksa orang tuanya
untuk masuk di bidang IT yang kurang digemarinya? Fenomena ini bukanlah hal
yang aneh, khususnya di Indonesia.
d.
Kesimpulan
Perkembangan metode pembelajaran di
dunia pendidikan sampai kini sangatlah pesat, dan banyak alternatif yang dapat
digunakan. Dengan dikenalnya teori kecerdasan majemuk, adalah penting bagi para
pendidik untuk dapat berkreasi untuk membuat pembelajaran menyenangkan dan lebih
mudah bagi setiap individu yang berbeda. Satu metode yang sama untuk semua
individu tidaklah lagi mencukupi kebutuhan.
Dalam perkembangan metode
pembelajaran, dikenal metode accelerated learning yang bertolak belakang
dengan metode tradisional. Di antaranya yang paling menonjol adalah bahwa
metode accelerated learning menggunakan pembelajaran secara menyeluruh,
baik pikiran dan tubuh, yang memungkinkan untuk para individu untuk lebih
berkreasi, lebih lagi dalam situasi kerjasama. Pembelajaran dalam seluruh tingkatan
dan mendorong pembelajaran yang berasal dari pribadi masing-masing, yang
dibantu oleh emosi positif dan otak-visual.
Pembelajaran materi IT seringkali
sangatlah membosankan dan sulit dimengerti oleh mahasiswa, maka perlulah
diterapkan metode accelerated learning tersebut. Terdapat tujuh
kelengkapan yang diperlukan agar pembelajaran materi IT dengan metode accelerated
learning dapat berjalan yaitu state (kondisi), input
(masukan), explore (jelajah), consolidate (gabungkan), show
you know (tunjukkan apa yang telah mereka pelajari), review
(pengulangan) dan follow-up (tindak lanjut).
E-learning juga dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran dengan metode
accelerated learning, dan khususnya terdapat banyak pilihan e-learning
yang dapat digunakan, seperti game dan simulasi yang telah banyak
tersedia di pasaran.
C.
PEMBAHASAN
a.
Kelebihan
Jurnal
Pada hakekatnya Artikel Jurnal yang berjudul dampak Accelerated
Learning dalam Proses Pembelajaran dan E-learning sebagai Alat Bantu
Pembelajaran ini sangatlah menarik. Bersifatezt modern dan menggunakan
Teknlogi yang cangih. Sangat cocok diterapkan dalam dunia pendidikan karena
penyampaian metode pendidikan yang menggunakan teknologi cangih akan menjadikan
siswa lebih pandai dalam pelajaran. Selain itu penggunaan metode yang
menggunakan teknologi cangih akan membuat sekolah memiliki mutu yang tinggi.
Walaupun penggunaan teknologi cangih bukan jaminan mutu bagi skolah tetepi
setidaknya sekolah yang maju harus menggunakan penyampaian menggunakan
teknologi.
b.
Kekurangan
Jurnal
Walaupun Artikel jurnal yang
berjudul Accelerated Learning dalam Proses Pembelajaran dan E-learning
sebagai Alat Bantu Pembelajaran ini
sangatlah menarik, namun bukan jaminan kesempurnaan, artikel ini adalah buatan
manusia yang tidak luput dari salah. Review menilai bahwa isi dari artikrl ini belum sepenuhnya dapat diterapkan
diindonesia. Selain memerlukan dana yang banyak juga diperlukan SDM yang
tinggi. Selain itu apabila ingin menggunakan program ini.
No comments:
Post a Comment