KAMERA UNTUK YANG TERKASIH
Mentari telah menampakan sinarnya, burung-burung
berterbangan dan kupu-kupu saling
berkejaran seeolah mengucap syukur atas
karunia pagi yang begitu indah. Disatu sisi, Andi sibuk menyiapkan diri untuk berangkat kesekolah.
SKulung dari tiga bersaudara itu adalah salah
satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas XII yang tempatnya tidak jauh
dari rumahnya. walaupun Jarak rumah dengan sekolah tidak begitu jauh, namun
anak berkulit kecoklatan ini selalu bersiap-siap sebelum jam 06.00 WIB. Tidak
seperti siswa SMK pada umumnya yang setiap hari diberi uang saku oleh ibu atau
ayahnya, Andi sangat jarang diberi uang saku kadang dengan terpaksa ia harus menahan lapar dikala
istirahat telah tiba. Sesekali ada teman
yang mau berbaik hati memberikan makanan kepadanya, namun saat tidak ada teman
yang mau berbagi ia menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca buku diperpustakaan.
Sebenarnya, kedua
orang tuanya melarang Andi untuk melanjutkan sekolah karena himitan
ekonaomi. Namun semangat andi yang menggebu-gebu mampu mengubah larangan itu, dalam hati
remaja itu bertekat walau tanpa biaya
dari kedua orang tuanyapun ia mampu bersekolah. Rupanya tekat Andipun
membuahkan hasil ia mendapatkan Beasiswa dari sekolahnya selama dua tahun
berturut-turut, sebuah rekor yang sangat jarang di dapatkan oleh
teman-temannya.
Saat pagi datang, remaja yang akrab disapa dengan sebutan
”and” ini semangat mengayun sepeda taunya, sepeda tua inilah yang setia
mengantarkannya kesekolah. Saat dalam perjalanan tanpa sengaja ia melihat Esti
bejalan menuju sekolah, ia adalah wanita yang membuat Andi merasakan syurga
cinta. Andi tidak berani untuk
menemuinya, Iapun hanya dapat melihat wanita yang dicintainya itu dari
kejauhan, walau hatinya penuh harap kepada wanita berparas lembaut itu, ia
tidak ingin untuk mengungkapkan perasaan cintanya, karena ia sadar kalau dengan berpacaran akan menghambat
prestasinya disekolah.
Sesampainya disekolah pelajar rajin itu tengah
mempersiapkan diri untuk menerima ilmu. Seperti biasanya ia selalu melihat
papan pengumuman yang ada di dinding kelasnya
dan tidak sengaja matantnya melihat kalender tua yang terpampang di dekat
papan pengumuman, kalender itu menunjukan tanggal 09 januari 2013, ia sangat
terkejut karena ia teringat dua minggu lagi
Esti ulang tahun.
Remaja berkulit coklat keemasan itupun gundah.
Kegundahannya tidak lain dikarenakan hari ulang tahun Esti semakin dekat dan
kegundahan itupun dibawanya sampai menjelang tidur. Sembari melemaskan otot ia bertanya
dalam hati ” hadiah apa yang cocok
buat Esti” ia menginggat dan menginggat, tanpa sengaja ia teringat kalau ia
sangat suka dengan kamera digital, seingat Andi hampir setiap hari Esti membawa kamera ke
sekolah. Namun dua hari yang lalu kamera itu terjatuh hingga Esti sangat sedih,
ia tidak berani untuk mengatakan hal itu kepada orang tuanya Esti sangat takut
kalau di marahi oleh orang tuanya.
Pikiran Andipun mulai rileks karena ia telah menemukan jawaban dari
pertanyaan yang membuat kepalanya stres seharian. Iapun menyiapkan dua macam cara untuk mendapatkan uang untuk
membeli kamera digital. Setelah itu perlahan ia dapat memejamkan matanya dan
tidak lama kemudian ia dapat tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya
ia meminta uang kepada ibunya dengan hati yang deg-degan ia menghampiri
ibunya
”bu, andi minta uang boleh tidak?” tanya andi
”Bukannya tidak boleh ndi, tapi ibuk sedang tidak
punya uang” jawab ibu
Mendengar jawaban itu andipun tidak kecewa dengan jawaban
ibunya, remaja yang tidak pantang menyerah ini tahu kalau ekonominya sedang
pas-pasan. Jangankan untuk membeli kamera digital untuk membiayai sekolah keduadiknyapun orang
tuanya masih kewalahan. Dengan mendengar jawaban dari ibunya cara pertama andi
untuk mendapatkan kamera digital telah gagal.
Setelah ia gagal dengan cara yang pertama, remaja inipun
memulai aksinya dengan cara yang kedua. Karena cara yang kedua ini memerlukan
waktu yang banyak ia memutuskan untuk izin sekolah. Remaja yang tidak pantang
menyerah ini pergi ketoko membeli kue dengan jumlah yang banyak, ia akan
memproduksi kue itu dengan kemasan yang lebih kecil, ia sering melihat
teman-temannya sangat menyukai kue namun mereka tidak mampu membelinya karena kue yang mereka sukai
itu hanya boleh dibeli dalam jumlah yang
banyak. Andi memiliki inovasi untuk mengemas kue itu denga kemasan yang
lebih kecil agar teman-temannya mau
membelinya. Untuk mendapatkan uang andi tidak meminta kepada orang tuanya
melainkan ia mebuka celenmgannya yang selama ini ia kumpulkan dengan susah
payah.
Haripun semakin siang Andipun memulai aksinya, tempat yang kondusif untuk melakuakn aksinya
adalah di kamar tidurnya, karena disitu tidak akan ada orang yang
menggenggunya. Ia membuka kue besar itu dan ia memotongnya menjadi kecil-kecil. Setelah itu ia
mengemasnya kembali kedalam plastik yang ia beli dari toko. Setelah semuanya
dimasukan kedalam plastik remaja ini menutup pastik itu dengan cara membakar
bagian atasnya hingga plastik itu saling menempel dan tidak ada udara yang dapat masuk.
Setelah semua dirasa cukup andi tertidur karena waktu
untuk pengemasan sangat banyak hingga tenaganyapun terkuras.
Haripun berganti, remaja ini membawa dagangannya ke
sekolah. Ia menawarkan dagangannya kepada teman-temannya, ia sangat senang
karena ia mendapatkan respon yang sangat baik dari teman-temannya. Biasanya ia
menjalankan aksinya saat istirahat dan pulang sekolah. Namun tidak jarang ada
temannya yang membeli pada saat jam pelajaran berlangsung. Meskipun peraturan
dalam sekolahnya melarang membawa makanan saat jam pelajaran tengah
berlangsung. Andipun tidak dapat menolah permintaan temannya ia hanya dapat
melayani temannya itu.
Tidak terasa satu minggu telah terlewati begitu cepat dan
hanya tersisa waktu satu minggu lagi ualng tahun Esti. Andi semkin giat dalam
berjualan di kelas, produknyapun semakin diperbanyak.
Saat itu adalah saat tersial bagi Andi saat pelajaran
tengah berlangsung, salah satu temannya yang bernama Dono ingin membeli kue
kepada Andi :
” Andi aku mau beli roti” minta Dodo ”
ini sedang pelajaran lho” jawab Andi
”tenang saja, pak guru tidak akan tahu”
Andipun hanya dapat melayani konsumennya itu, baginya
kepuasan konsumen adalah segalanya. Tak lama kemudian pak guru mengetahui kalau ada Dodo
makan saat jam pelajaran berlangsung. Ia segera mengusir Dodo dengan keras
” keluar kamu dari kelas saya” teriak guru itu kepada Dodo. Andipun sangat
takut karena guru itu sangat galak apabila mengetahui muridnya melakukan
pelanggaran. ”Teet” bunyi beel kantor yang menandakan bahwa jampelajaran
telah usai.
Sepulang sekolah remaja ini membentu orang tuanya dipasar, orang tanya bekerja dipasar dari subuh hingga tengah
malam pekerjaan inipun harus mereka jalani untuk kelangsungan hidup mereka. Tak
terasa hari berlalu begitu cepat dan malampun tiba, rasa leleh dan letih pun
menyeliputi keluarga Andi, sebelum tidur andi menyempatkan untuk menghitung
uang yang ia dapat selama ini.
Haripun berganti, andi meningkatkan kewaspadaannya agar
gurunya tidak mengetahuia kalau ia berjualan di kelas, tidak seperti hari
sebelumnya andi hanya melayani pembelian kue saat sebelum pelajaran dimulai,
istirahat dan ketika pulang sekolah dan ia andi berpesan agar tidak makan
ketika pelajaran berlangsung dan temannya pun menurut kepada Andi. Situasi yang
kondusif itupun dapat berjalan dengan lancar hingga hari ulang tahun itu tiba.
Tidak terasa besok adalah ulang tahun pujaan hatinya, ia
tidak sabar untuk membelikan kamera digital untuk kekasihnya itu dalam hatinya
ia akan membelikan kamera yang terbaik untuk pujaan hatinya. Setelah pulang
sekolah Andi menuju ke toko kamera digital, ia melihat beberama merk terkenal
kamera digital ia sangat terkagum akan fitur yang canggih. Dan ia
menetapkan pilihan kamera berwarna putih
yang sangat mewah menurutnya. Tanpa berpikir panjang ia langsung menuju ke
kasir. ”maaf mbak kamera yang ini
harganya berapa” tanya Andi
”yang ini
Rp.700.000 dek” jawab penjaga kasir
”gag bisa kurang kak” tawar Andi
”Ga, dek inipun harga yang termurah di toko ini” jawab
penjaga kasir
Dengan kecewa Andipun keluar dari toko itu, uangnya tidak
cukup untuk membeli kamera mahal itu. Ia sangat sedih dan akirnya remaja itupun pesimis tidak bisa membelikan
Esti hadiah yang ia inginkan.
Laki-laki galau itupun berjalan menuju rumah. Badanya
sangat lesu, rambutnya berantakan hingga bau kuepun melekat pada tubuh remaja
itu. Ia terus berjalan pulang di perjsalanan menuju kerumah ia melihat toko service alat elektronik. Dengan perasaan
ragu ia mampir ke toko itu
”bang, ada kamera
seccon bang” tanya Andi
” ada dek, tapi
tinggal satu ini” jawab si penjaga toko.
Kamera yang ditawarkan berwarna putih, memang bukan
kamera baru, namun fitur dan aplikasinya sangat lengkap hampir mirip dengan
kamera yang ada di toko mahal tadi. kamera itupun baru pertama kali diservice
dan andi sangat mengiginkan kamera itu.tanpa berpikir panjang remaja itu
bertanya:
”Berapa harganya bang” tanya andi dengan penuh
antusias
”Rp.300.000 dek” jawab penjaga toko.
Kemudian Andi meihat dompetnya yang berada di saku
celana, setelah dihitung ternyata uangnya cukup untuk membeli kamera seccon
itu. Andipun sangat senang dengan kamera yang dibelinya.
Sampai dirumah ia
membungkus kamera itu dengan bungkusan yang rapi. andi membungkus kamera itu
dengan kardus yang dibalut dengan koran. Walau ia tidak ingin mengungkapkan
perasaan cintanya, ia sangat berharap pesan cinta itu akan tersampaikan melalui kamera yang akan ia berikan.
Acara ulang tahun Esti akan di laksanakan pagi hari
sebelum jam pelajaran dimulai .Andi mengayun sepeda dengan berhati-hati ia
tidak ingin kameranya terjatuh karena bagian tasnya ada yang sobek, kalau ia
tidak pelan-pelan kamera itu akan terjatuh lewat lubang yang ada di tasnya. Tak lama kemudian sampailah ia disekolah, Estipun sudah
bersiap di lokasi. Andipun menghampiri wanita impiannya itu ia langsung memberikan
hadiah sepesialnya.
”Es selamat ulang tahunnya, ini hadiah untukmu” kata Andi
sembari memberikan hadiah itu kepada esti.
”Terimakasih ya
andi” jawab Esti.
Hari ini Andi sangat puas, karena ia dapat memberikan
hadiah ulang tahun yang terbaik untuk wanita idamannya. ia dapat membuktikan kepada
dirinya bahwa ia mampu untuk membeli kamera digital. hari luar biasa ini tidak
akan dapat ia lupakan, iapun
mengabadikan pengalaman manis ini dalam buku hariannya dengan judul ”Kamera
untuk yang terkasih”.
No comments:
Post a Comment