Thursday, December 11, 2014

cerpen

KAMERA UNTUK YANG TERKASIH
Mentari telah menampakan sinarnya, burung-burung berterbangan dan  kupu-kupu saling berkejaran  seeolah mengucap syukur atas karunia pagi yang begitu indah. Disatu sisi,  Andi sibuk menyiapkan diri untuk berangkat kesekolah. SKulung dari tiga bersaudara  itu adalah salah satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas XII yang tempatnya tidak jauh dari rumahnya. walaupun Jarak rumah dengan sekolah tidak begitu jauh, namun anak berkulit kecoklatan ini selalu bersiap-siap sebelum jam 06.00 WIB. Tidak seperti siswa SMK pada umumnya yang setiap hari diberi uang saku oleh ibu atau ayahnya, Andi sangat jarang diberi uang saku kadang  dengan terpaksa ia harus menahan lapar dikala istirahat telah tiba. Sesekali  ada teman yang mau berbaik hati memberikan makanan kepadanya, namun saat tidak ada teman yang mau berbagi ia menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca buku  diperpustakaan.
Sebenarnya,  kedua orang tuanya melarang Andi untuk melanjutkan sekolah karena  himitan  ekonaomi. Namun semangat andi yang menggebu-gebu  mampu mengubah larangan itu, dalam hati remaja itu bertekat walau  tanpa biaya dari kedua orang tuanyapun ia mampu bersekolah. Rupanya tekat Andipun membuahkan hasil ia mendapatkan Beasiswa dari sekolahnya selama dua tahun berturut-turut, sebuah rekor yang sangat jarang di dapatkan oleh teman-temannya.

Saat pagi datang, remaja yang akrab disapa dengan sebutan ”and” ini semangat mengayun sepeda taunya, sepeda tua inilah yang setia mengantarkannya kesekolah. Saat dalam perjalanan tanpa sengaja ia melihat Esti bejalan menuju sekolah, ia adalah wanita yang membuat Andi merasakan syurga cinta.  Andi tidak berani untuk menemuinya, Iapun hanya dapat melihat wanita yang dicintainya itu dari kejauhan, walau hatinya penuh harap kepada wanita berparas lembaut itu, ia tidak ingin untuk mengungkapkan perasaan cintanya, karena ia  sadar kalau dengan berpacaran akan menghambat prestasinya disekolah.
Sesampainya disekolah pelajar rajin itu tengah mempersiapkan diri untuk menerima ilmu. Seperti biasanya ia selalu melihat papan pengumuman yang ada di dinding kelasnya  dan tidak sengaja matantnya  melihat kalender tua yang terpampang di dekat papan pengumuman, kalender itu menunjukan tanggal 09 januari 2013, ia sangat terkejut karena ia teringat  dua minggu lagi Esti ulang tahun.
Remaja berkulit coklat keemasan itupun gundah. Kegundahannya tidak lain dikarenakan hari ulang tahun Esti semakin dekat dan kegundahan itupun dibawanya sampai menjelang tidur. Sembari melemaskan otot ia bertanya dalam hati  ” hadiah apa yang cocok buat Esti” ia menginggat dan menginggat, tanpa sengaja ia teringat kalau ia sangat suka dengan kamera digital, seingat Andi  hampir setiap hari Esti membawa kamera ke sekolah. Namun dua hari yang lalu kamera itu terjatuh hingga Esti sangat sedih, ia tidak berani untuk mengatakan hal itu kepada orang tuanya Esti sangat takut kalau di marahi oleh orang tuanya.
Pikiran Andipun mulai rileks  karena ia telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang membuat kepalanya stres seharian. Iapun menyiapkan  dua macam cara untuk mendapatkan uang untuk membeli kamera digital. Setelah itu perlahan ia dapat memejamkan matanya dan tidak lama kemudian ia dapat tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya  ia meminta uang kepada ibunya dengan hati yang deg-degan ia menghampiri ibunya
bu, andi minta uang boleh tidak?” tanya andi
Bukannya tidak boleh ndi, tapi ibuk sedang tidak punya uang” jawab ibu
Mendengar jawaban itu andipun tidak kecewa dengan jawaban ibunya, remaja yang tidak pantang menyerah ini tahu kalau ekonominya sedang pas-pasan. Jangankan untuk membeli kamera digital  untuk membiayai sekolah keduadiknyapun orang tuanya masih kewalahan. Dengan mendengar jawaban dari ibunya cara pertama andi untuk mendapatkan kamera digital telah gagal.
Setelah ia gagal dengan cara yang pertama, remaja inipun memulai aksinya dengan cara yang kedua. Karena cara yang kedua ini memerlukan waktu yang banyak ia memutuskan untuk izin sekolah. Remaja yang tidak pantang menyerah ini pergi ketoko membeli kue dengan jumlah yang banyak, ia akan memproduksi kue itu dengan kemasan yang lebih kecil, ia sering melihat teman-temannya sangat menyukai kue namun mereka tidak  mampu membelinya karena kue yang mereka sukai itu hanya boleh  dibeli dalam jumlah yang banyak. Andi memiliki inovasi untuk mengemas kue itu denga kemasan yang lebih  kecil agar teman-temannya mau membelinya. Untuk mendapatkan uang andi tidak meminta kepada orang tuanya melainkan ia mebuka celenmgannya yang selama ini ia kumpulkan dengan susah payah.
Haripun semakin siang Andipun memulai aksinya,  tempat yang kondusif untuk melakuakn aksinya adalah di kamar tidurnya, karena disitu tidak akan ada orang yang menggenggunya. Ia membuka kue besar itu dan ia memotongnya  menjadi kecil-kecil. Setelah itu ia mengemasnya kembali kedalam plastik yang ia beli dari toko. Setelah semuanya dimasukan kedalam plastik remaja ini menutup pastik itu dengan cara membakar bagian atasnya hingga plastik itu saling menempel dan tidak ada udara  yang dapat masuk.
Setelah semua dirasa cukup andi tertidur karena waktu untuk pengemasan sangat banyak hingga tenaganyapun terkuras.
Haripun berganti, remaja ini membawa dagangannya ke sekolah. Ia menawarkan dagangannya kepada teman-temannya, ia sangat senang karena ia mendapatkan respon yang sangat baik dari teman-temannya. Biasanya ia menjalankan aksinya saat istirahat dan pulang sekolah. Namun tidak jarang ada temannya yang membeli pada saat jam pelajaran berlangsung. Meskipun peraturan dalam sekolahnya melarang membawa makanan saat jam pelajaran tengah berlangsung. Andipun tidak dapat menolah permintaan temannya ia hanya dapat melayani temannya itu.
Tidak terasa satu minggu telah terlewati begitu cepat dan hanya tersisa waktu satu minggu lagi ualng tahun Esti. Andi semkin giat dalam berjualan di kelas, produknyapun semakin diperbanyak.
Saat itu adalah saat tersial bagi Andi saat pelajaran tengah berlangsung, salah satu temannya yang bernama Dono ingin membeli kue kepada Andi :
Andi aku mau beli roti” minta Dodo ”
 ini sedang pelajaran lho” jawab Andi
tenang saja, pak guru tidak akan tahu
Andipun hanya dapat melayani konsumennya itu, baginya kepuasan  konsumen adalah segalanya. Tak lama kemudian pak guru mengetahui kalau ada Dodo makan saat jam pelajaran berlangsung. Ia segera mengusir  Dodo dengan keras ” keluar kamu dari kelas saya” teriak guru itu kepada Dodo. Andipun sangat takut karena guru itu sangat galak apabila mengetahui muridnya melakukan pelanggaran. ”Teet” bunyi beel kantor yang menandakan bahwa jampelajaran telah usai.
Sepulang sekolah remaja ini membentu orang tuanya  dipasar, orang tanya  bekerja dipasar dari subuh hingga tengah malam pekerjaan inipun harus mereka  jalani untuk kelangsungan hidup mereka. Tak terasa hari berlalu begitu cepat dan malampun tiba, rasa leleh dan letih pun menyeliputi keluarga Andi, sebelum tidur andi menyempatkan untuk menghitung uang yang ia dapat selama ini.
Haripun berganti, andi meningkatkan kewaspadaannya agar gurunya tidak mengetahuia kalau ia berjualan di kelas, tidak seperti hari sebelumnya andi hanya melayani pembelian kue saat sebelum pelajaran dimulai, istirahat dan ketika pulang sekolah dan ia andi berpesan agar tidak makan ketika pelajaran berlangsung dan temannya pun menurut kepada Andi. Situasi yang kondusif itupun dapat berjalan dengan lancar hingga hari ulang tahun itu tiba.
Tidak terasa besok adalah ulang tahun pujaan hatinya, ia tidak sabar untuk membelikan kamera digital untuk kekasihnya itu dalam hatinya ia akan membelikan kamera yang terbaik untuk pujaan hatinya. Setelah pulang sekolah Andi menuju ke toko kamera digital, ia melihat beberama merk terkenal kamera digital ia sangat terkagum akan fitur yang canggih. Dan ia menetapkan  pilihan kamera berwarna putih yang sangat mewah menurutnya. Tanpa berpikir panjang ia langsung menuju ke kasir. ”maaf mbak kamera yang ini harganya berapa” tanya Andi
yang ini Rp.700.000 dek” jawab penjaga kasir
gag bisa kurang kak” tawar Andi
Ga, dek inipun harga yang termurah di toko ini” jawab penjaga kasir
Dengan kecewa Andipun keluar dari toko itu, uangnya tidak cukup untuk membeli kamera mahal itu. Ia sangat sedih dan akirnya remaja itupun pesimis tidak bisa membelikan Esti hadiah yang ia inginkan.
Laki-laki galau itupun berjalan menuju rumah. Badanya sangat lesu, rambutnya berantakan hingga bau kuepun melekat pada tubuh remaja itu. Ia terus berjalan pulang di perjsalanan menuju kerumah ia melihat  toko service alat elektronik. Dengan perasaan ragu ia mampir ke toko itu
bang, ada kamera seccon bang” tanya Andi
ada dek, tapi tinggal satu ini” jawab si penjaga toko.
Kamera yang ditawarkan berwarna putih, memang bukan kamera baru, namun fitur dan aplikasinya sangat lengkap hampir mirip dengan kamera yang ada di toko mahal tadi. kamera itupun baru pertama kali diservice dan andi sangat mengiginkan kamera itu.tanpa berpikir panjang remaja itu bertanya:
Berapa harganya bang” tanya andi dengan penuh antusias
”Rp.300.000 dek” jawab penjaga toko.
Kemudian Andi meihat dompetnya yang berada di saku celana, setelah dihitung ternyata uangnya cukup untuk membeli kamera seccon itu. Andipun sangat senang dengan kamera yang dibelinya.
 Sampai dirumah ia membungkus kamera itu dengan bungkusan yang rapi. andi membungkus kamera itu dengan kardus yang dibalut dengan koran. Walau ia tidak ingin mengungkapkan perasaan cintanya, ia sangat berharap pesan cinta  itu akan tersampaikan  melalui kamera yang akan ia berikan.
Acara ulang tahun Esti akan di laksanakan pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai .Andi mengayun sepeda dengan berhati-hati ia tidak ingin kameranya terjatuh karena bagian tasnya ada yang sobek, kalau ia tidak pelan-pelan kamera itu akan terjatuh lewat lubang yang ada di tasnya. Tak lama kemudian sampailah ia disekolah, Estipun sudah bersiap di lokasi.  Andipun menghampiri  wanita impiannya itu ia langsung memberikan hadiah sepesialnya.
”Es selamat ulang tahunnya, ini hadiah untukmu” kata Andi sembari memberikan hadiah itu kepada esti.
Terimakasih ya andi” jawab Esti.
Hari ini Andi sangat puas, karena ia dapat memberikan hadiah ulang tahun yang terbaik untuk wanita idamannya. ia dapat membuktikan kepada dirinya bahwa ia mampu untuk membeli kamera digital. hari luar biasa ini tidak akan dapat ia  lupakan, iapun mengabadikan pengalaman manis ini dalam buku hariannya dengan judul ”Kamera untuk yang terkasih”.



No comments:

Post a Comment