A.
Pendahuluan
Dewasa
ini, seorang pendidik merasa kesulitan untuk mengendalikan prilaku peserta
didik. Masuknya budaya barat ke Indonesia itulah yang sealu dijadikan kambing
hitam dalam kasus merosotnya akhlak peserta didik. Itupun juga tidak bisa
dikatakan salah kerena mereka memasukkan budaya barat dalam seluruh kehidupan masyarakat
Indonesia. Salah satunya adalah melalui
TV. Tontonan televisi sekarang ini tidaklah mendidik seorang anak menajadi
akhlak yang berakhlak karimah malah sebaliknya menjadikan akhlak mereka menjadi
lebih buruk. Didalam televisi tontonan yang berbau pornografi, minuman keras, perjudian,
pencurian adalah bukanlah hal yang tabu
lagi melainkan dianggab sesuatu yang biasa.
Indonesia
yang memegang budaya ketimuran yang dikenal sebagai masyarakat yang memiliki
budaya yang sopan dan pemalu yang sangat
tinggi juga tidak mampu melawan arus budaya barat sehingga dampak buruk ini
sampai kepada peserta didik sungguh sangat gawat, seorang anak didik sudah
harus megkonsumsi tontonan seperti itu setiap harinya, tidak sadar mereka
dengan Televisi mereka dijajah oleh budaya asing yang menjadikan diri mereka
menjadi konsumtif dan amoral.
Tidak
heran apabila kita sering mendengar ada pelajar yang terkana kasus sekolah
hamil diluar nikah, anak-anak tertangkap basah mengkonsumsi miras dengan
teman-temannya. Ini semua tidak luput dari yang mereka tonton setiap hai yaitu
sebuah kotak berbentuk segi empat kecil
yang selalu di lihatnya yaitu televisi. Sesuatu yang kecil mampu untuk merusak
akhlak seseorang bahkan mampu menghancurkan masa depannya.
Karena
itu dalam Review ini penulis memilih jurnal yang berjudul ‘Manajemen Sekolah
Berbasis karekter’, pada jurnal ini akan dibahas tentang hubunngan karakter
yang baik akan menjadi modal utama anak untuk mendapatkan prestasi belajar.
Reviewer
menganggap penting masalah Manajemen Berbasis Sekolah ini mengingat karakter
yang baik wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Sehingga tujuan
pembelajaran membentuk kemajuan peradaban dan meningkatkan kualitas hidup suatu
bangsa dapat dilaksanakan, dan hal ini haruslah dimulai dari pembentukan
karakter yang baik disekolah.
B.
Ringkasan
Jurnal
1.
Identitas
Jurnal
Nama
Jurnal
|
|
Judul
|
Manajemen
Sekolah Berbasis Karakter
|
Penulis
|
Asep Saepul Hidayat
|
Penerbit
|
STIE Yasa Anggana Garut
|
Edisi
|
Volume
1, No. 1 Januari 2012
|
Hal
|
Halaman
8-22
|
E-mail
|
2.
Ringkasan
Jurnal
a.
Pendahuluan
Pendidikan
merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan peradaban dan peningkatan
kualitas hidup suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan, faktor
pembentukan karakter dan kecakapan hidup merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Beberapa kenyataan berkenaan dengan rendahnya karakter pada peserta didik,
khususnya di Wilayah Kabupaten Garut, berdasarkan hasil kajian penulisan
pendahuluan penulis yang telah divalidasi dengan data yang dimiliki oleh kepala
seksi kesiswaan dan kelembagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, diantaranya
sebagai berikut : (1) Rendahnya tingkat kejujuran siswa, yang dibuktikan dengan
adanya budaya nyontek pada saat setiap momen tes (ujian); (2) Menurunnya etika
dalam bersikap dan rasa hormat kepada pihak yang lebih tua, orang tua dan guru;
(3) Menurunnya etika dalam menggunakan bahasa yang sopan dan santun; (4)
Meningkatnya kasus perkelahian dan kriminal yang dilakukan oleh peserta didik
pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah; (5) Meningkatnya kasus
kenakalan remaja (berupa kasus perkelahian, narkoba dan kasus seksual) yang
sebagian besar dilakukan oleh siswa pendidikan menengah; (6) Meningkatnya
jumlah dan ragam kegiatan pada kelompok remaja, berupa beberapa kegiatan yang
mengarah pada kenakalan remaja atau bentuk-bentuk kegiatan yang negatif.
Permasalahan tersebut di atas, merupakan sebagaian dari beberapa permasalahan
yang ditemukan dan peningkatan kearah negatif juga lebih kecil dibandingkan
dengan peningkatan nilai positif, tetapi kenyataan tersebut, cukup memberikan
informasi tentang rendahnya karakter peserta didik dan meningkatkan kekhawatiran
terhadap perkembangan karakter, watak serta akhlaq peserta didik.
Manajemen
sekolah berbasis karakter, dimaksudkan sebagai proses manajemen sekolah di
setiap tingkat satuan pendidikan, yang selalu memperhatikan, mempertimbangkan
dan menginternalisasi serta mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang
bersumber dari nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai moral, nilai-nilai budaya,
nilai-nilai kearifan lokal dan syariat agama, serta tatanan kebangsaan dan
kebijakan pemerintah yang diaktualisasikan pada setiap tindakan pengelolaan
pendidikan.
b.
Kajian
Teori
Dua kelompok
kajian pustaka yang mendukung terhadap kajian penulisan ini, adalah kajian
konsep pendidikan karakter dan konsep manajemen sekolah berbasis karakter.
c.
Pendidikan Karakter. Karakter
adalah wujud pemahaman dan pengetahuan seseorang tentang nilai-nilai
mulia dalam kehidupan yang bersumber dari tatanan budaya, agama dan kebangsaan
seperti : nlai moral, nilai etika, hukum, nilai budi pekerti, kebajikan dan
syari’at agama dan budaya serta diwujudkan dalam sikap, perilaku dan
kepribadian sehari-hari hingga mampu membedakan satu dengan lainnya
Pendidikan
karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action),
tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif dan
pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan serta
mampu membedakan satu dengan lainnya. Dengan pendidikan karakter, seorang anak
akan menjadi cerdas emosinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel (2007)
tentang “Keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80% dipengaruhi oleh
kecerdasan emosi (EQ), dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ)”.
Manajemen
Sekolah Berbasis Karakter (MSBK). Berkenaan
dengan pengertian manajemen sekolah berbasis karakter yang memungkinkan
dilakukan di tingkat sekolah, maka Culberston. (1982), mengemukakan bahwa :
Some
characteristics of the school management process of character in an school
unit, which are: (1) Integrate the values of the characters in the whole school
management activities; (2) Integrating the values of the characters in the
overall school performance activity; (3) Integrating the value-character value
to the overall performance of personnel activities; (4) Integrate the values of
the characters on the overall activities of educational services; and (5)
Integrating the values of the characters in the whole learning activities.
Kutipan
tersebut menjelaskan bahwa: Beberapa karakteristik dari proses manajemen
sekolah yang berkarakter mulia pada suatu satuan pendidikan, diantaranya adalah:
(1) Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada keseluruhan kegiatan manajemen
sekolah; (2) Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada keseluruhan kegiatan
kinerja sekolah; (3) Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada keseluruhan
kegiatan kinerja personil; (4) Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada
keseluruhan kegiatan layanan pendidikan; dan (5) Mengintegrasikan nilai-nilai
karakter pada keseluruhan kegiatan pembelajaran. Jadi bahwa keberhasilan dalam
proses pembentukan karakter lulusan suatu satuan pendidikan, akan ditentukan
bukan oleh kekuatan proses pembelajaran, tetapi akan ditentukan oleh kekuatan
manajemennya, yang mengandung pengertian bahwa mutu karakter lulusan memiliki
ketergantungan kuat terhadap kualitas manajemen sekolahnya. Hal ini disebabkan
karena proses pembentukan karakter harus terintegrasi kedalam berbagai bentuk
kegiatan sekolah.
Berdasarkan
paparan tersebut, maka untuk menunjang keberhasilan proses pembentukan karakter
peserta didik melalui pendidikan berbasis karakter, harus ditunjang dengan
implementasi manajemen sekolah berbasis karakter, yakni sistem pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan dengan menginternalisasikan dan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter pada : (a) setiap komponen manajemen sekolah (input, proses dan
output/outcome); (b) pada proses perencanaan, pengorganisasian, implemen-tasi,
pengawasan dan evaluasi manajemen sekolah; dan (c) pada sasaran kinerja
sekolah, yakni pengelolaan (kurikulum dan pembelajaran, peserta didik,
ketenagaan, keuangan, sarana prasarana, administrasi, keorganisasian, peran
masyarakat, dan lingkungan, iklim serta budaya) berbasis karakter.
d.
Pembahasan
Kebijakan
implementasi manajemen sekolah berbasis karakter, beberapa komponen yang harus
dipersipakan dalam formula kebijakan diantaranya sebagai berikut : (1) Surat
Keputusan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut tentang Implementasi Manajemen
sekolah Berbasis Karakter pada Tingkat Satuan Pendidikan Dasar di Wilayah
Kabupaten Garut; (2) Peraturan Pemerintah Daerah dalam Pembentukan Karakter
Mayarakat Garut Melalui Pendidikan dan Manajemen sekolah Berbasis Karakter pada
Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk tujuan tingginya vitalitas
dampak dalam implementasi kebijakan tersebut, maka selayaknya: (1) dikaji ulang
dengan identifikasi kebutuhan akan kebijakan yang harus dikeluarkan; (2)
penyusunan rancangan kebijakan layaknya dilakukan secara terbuka dengan bagian
pihak pelaksana; (3) tetapkan kekuatan peramalan hasil kebijakan; (4)
sosialisasikan kebijakan
e.
Kesimpulan
Implementasi
manajemen sekolah berbasis karakter, merupakan sebuah pendekatan yang sangat
baik dalam upaya ketercapaian tujuan pendidikan nasioal, secara filosofi,
manajemen pendidikan berbasis karakter, merupakan kewajiban dan hakekat yang
seharusnya terkondisikan sebagaimana fislosof dan tujuan pendidikan nasioanl
yakni pembentukan peserta didik yang berwatak dan berakhlak. Aspek utama yang
harus diperhatikan dalam implementasi manajemen strategi ini diantaranya adalah
: (1) pemilihan strategi tepat yang diterapkan pada sasaran input, proses dan
hasil yang memiliki relevansi tinggi terhadap tujuan pendidikan nasional; (2)
Manajemen pendidikan berbasis karakter, lebih tertuju kepada perilaku, watak
dan akhlak dari pelaku manajemennya dengan sasaran karakter peserta didik, oleh
karena itu hal yang paling utama adalah membangun sumber daya manusia (pendidik
& tenaga kependidikan yang berkarakter) terlebih dahulu; (3) Rumuskan dan
tetapkan indikator keberhasilan yang mencakup aspek input, proses, output dan
outcome pada keseluruhan unsur kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi ketercapaian program, yang diakhir dengan tindak lanjut perbaikan
berkelanjutan; (4) Desain manajemen pendidikan berbasis karakter, yakni
langkah-langkah yang berkaitan dengan seluruh unsur kegiatan dan strategi pada
komponen efesiensi input, efektivitas proses, produktivitas output dan
relevansi outcome dengan tujuan pendidikan nasional; (5) Strategi evaluasi
manajemen sekolah berbasis karakter diantaranya adalah evaluasi diri yang
dilakukan pihak internal sekolah dan evaluasi program yang dilakukan pihak
eksternal yang berwenang; (6) Dalam implementasi manajemen sekolah berbasis
karakter, harus diantisipasi oleh pihak sekolah, bahwa hambatan yang paling
utamaadalah rendahnya kompetensi spritual karakter pada pendidik dan tenaga
kependidikan; (7) Untuk optimalisasi keberhasilan manajemen sekolah berbasis
karakter, terkait dan memiliki ketergantungan tinggi terhadap realisasi
kebutuhan kebijakan yang secara langsung berkenaan dengan manajemen sekolah
berbasis karakter, baik dari dinas pendidikan ataupun pemerintah daerah.
3.
Pembahasan
Artikel Jurnal yang berjudul Manajemen Sekolah Berbasis Karakter
ini meruapakan konsep pemikiran yang sangat menarik, dimana saat ini peserta
didik sedang mengalami krisis moral yang disebabkan membanjirnya budaya barat
yang masuk ke Indonesia.
Secara
umum pendahuluan Jurnal ini membahas tentang penelitian terdalulu yang berkesimpulan
bahwa rendahnya karakter pada peserta didik, khususnya di Wilayah Kabupaten
Garut, berdasarkan hasil kajian penulisan pendahuluan penulis yang telah
divalidasi dengan data yang dimiliki oleh kepala seksi kesiswaan dan
kelembagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut selain itu bagian pendahuluan juga
berbicara tentang Manajemen Sekolah Berbasis Karakter.
Pada penulisan
Jurnal ini menggunakan kajian konsep pendidikan karakter dan konsep manajemen
sekolah berbasis karakter seperti yang dikemukakan pada pendahuluan.
Namun, sebagus
apapun konsep pendidikan pastilah memiliki sebuah celah atau kelemahan, begitu
pula dengan penelitian ini dalam penelitian ini pereview menemukan
kelemahan-kelemahan, adapun kelemahan itu adalah:
1.
apabila
Manajemen Pendidikan Berbasis Karakter ini di berlakukan akan mendapatkan
kontrofersi/ peetentangan yang sangat besar terutama dari masyarakat abangan,
pada hakekatnya setiap perubahan pasti akan mendapatkan sebuah pertentangan
dari pihak lain maupun masyarakat. Kalau perubahanya secara besar-besaran
pastinya akan mengundang pertentangan yang semakin besar. Setidaknya kalau
inginmenerapkan Manajemen Sekolah Berbasis Karekter haruslah mempersiapkan
segala resikonya termasuk bersiap akan terjadinya respon yang kurang baik dari
masyarakat terutama pada tahun awal diberlakukannya Manajemen itu. Selain
pertentangan dari pihak masyarakat (termasuk wali murid) akan juga datang
pertentangan dari peserta didik, karena siswa harus mengubah
karakter/kebiasaannya dan itu tidak bisa dilakukan secara instan pastinya
memerlukan waktu dan tenaga yang besar.
2.
Menurunkan
citra sekolah pada tahun-tahun pertama. Sebuah kebaikan biasanya terasa ‘asing’
dan akan dijauhi oleh banyak orang apalagi merubah karakter pastiya akan lebih
dijauhi, namun ini hanya akan berlaku pada tahun awal saja.
tentunya diantara kelemahan itu
penulis juga menemukan kelebihan dari jurnal ini adapun kelebihan dari jurnal
adalah:
1.
tema
dari konsep jurnal ini adalah pendidikan karakter yang sangat dicari-cari dan
dirindukan pada saat ini.
2.
tema
dari konsep dalam jurnal ini sangat simple dan sangat cocok dengan budaya
indionesia yang memegang budaya ketimuran. apalagi di Jawa Timur yang memiliki
latar belakang pondok yang sangat kaut.
No comments:
Post a Comment