BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut Ibn Manshur kata hadist berasal dari bahasa Arab, yaitu al-hadist,
al-hadistandan al-hudsan.Secara etimologis, kata ini memiliki banyak arti,
diantaranya al-jadid (yang baru) lawan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar,
yang berarti kabar atau berita.Disamping pengertian tersebut, M.M. Azami
mendefinisikan bahwa kata hadist secara etimologi berarti komunikasi, kisah, percakapan,
religius atau sekular, historis atau kontemporer. ( Agus Solahudin dan Agus Suyadi, 2011: 13).
Hadist adalah segala sesuatu baik perkataan, perbuatan atau
ketetapan Rasulullah Saw. Hal ini sangatlah menarik karena pada saat Rasulullah
Saw masih hidup terdapat upaya-upaya untuk pemeliharaan hadist (menuliskan)
walaupun belum ada perintah baik tertulis maupun lisan dari Rasulullah, namun
bukan berarti Rasullullah melrang untuk menuliskan hadist, yang Rasul takutkan
adalah ketercampuran Al-Qur’an dengan Al-Hadist, kerena memang pada saat Rasul
masih hidup Al-Qur’an beum semua diturunkan ayatnya.
Salah satu periodesasi hadist adalah pada masa periodesasi sahabat.
Sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi Saw, dalam keadaan Islam dan mati
secara Islam pula, sekalipun ia pernah murtat. (Mahmud Thahan, 1997:231).
Abu Hurairah adalah salah satu sahabat Rasulullah yang juga ikut
dalam meriwayatkan hadist tidak hanya meriwayatkan bahkan ia adalah periwayat
hadist terbanyak yaitu sebanyak 5374 hadist. Beliau melebihi sahabat Umar
(meriwayatkan 2630 hadist), Anas bin Malik (meriwayatkan sebanyak 2286 hadist),
Aisyah (meriwayatkan 2210 hadist) dan Ibnu Anas (meriwayatkan sebanyak 1660
hadist). (Mahmud Thahan, 1997:232)
B.
Rumusan
Masalah
1.
Siapakan
Abu Hurairah itu?
2.
Bagaimana
Pandangan Kaum Muhadissin tentang Abu Hurairah?
3.
Bagaimana
Pembelaan terhadap Abu Hurairah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Abu Hurairah
Rasullullah
Saw disebut sebagai teladan muslimin sebagai sebuah pedoman yang sanagt
penting, hadist menjadi medan ilmu yang menarik bagi para ulama. Terlebih
Rasulullah menempatkan mereka sebagai pewarisnya Abdullah Mahmud dan
Harun, 32,vol 16 no 1 ).
Abu
Hurairah adalah nama dari salah satu sahabat Rasulullah Saw. Sebelum Abu
Hurairah masuk Islam namanya adalah Abdu Syams namun setelah masuk Islam
namanya dirubah oleh Rasulullah menjadi Abu Hurairah, panggilan intimnya adalah
‘Abu Hirr’ beliau lebih terkesan disebut Abu Hirr dari pada Abu Hurairah. Mana
Abu Hurairah sendiri adalah nama gelarnya, gelar itu diberikan katika waktu
kecil dia mempunyai seekor anak kucing betina dan selalu bermain-main dengannya.
Abu Hurairah masuk Islam dengan perantaraan Thufail bin Amr Ad- Dausy. Islam
masuk ke negeri suku Daus kira-kira awal tahun ketujuh Hijriah, yaitu ketika ia
menjadi utusan kaumnya menemui Rasulullah Saw di Madinah.
Setelah
bertemu dengan Rasulullah, pemuda daus ini memutukan untuk berkhidmat (menjadi
palayan) kepada Rasulullah Saw dan menemani beliau. Kerena itu ia tinggal di
masjid dimana Rasulullah mengajar dan menjadi imam. Selama Rasulullah masih
hidup Abi Hurairah tidak pernah kawin tetapi ia memiliki ibu yang syirik, namun
karena berbaktinya Abu Hurairah dengan ibunya ia meminta kepada Rasulullah
untuk mendoakan ibunya agar masuk Islam, tidak lama seteah itu ibunya
mengucapkan dua kalimah syahadat.
Pada
mulanya hidup Abu Hurairah sangat menderita. Kadang-kadang ia terpaksa absen
menghadiri majelis ta’lim Rasulullah Saw, karena lapar dan kesulitan hidup yang
tidak dialami orang lain. bahkan dia pernah mengikatkan batu diperutnya karena
sangking laparnya
Abu
Hurairah adalah seseorang yang memiliki
akal yang cerdas, sebagaimana diterangkan oleh Zaid bin Tsabit, pada suatu hari
ketika saya dan Abu Hurairah serta seorang sahabat lain berada didalam masjid,
kami berdoa kepada Allah SWT dan berdzikir. Tiba-tiba Rasulullah Saw mwndatangi
kami, lalu beliau duduk didekat kami. Karena itu kami diam, kemudian Rasul
berkata: Ulanglah doa dan dzikir yang kalian baca.
Lalu
zaid bin Tsabit dan sahabatnya selain Abu Hurairah membaca doa kemudian
Rasulullah Saw mengaminkan. Kemudia Abu Hurairah membaca doa juga ‘ya Allah,
saya mohon kepada-Mu apa yang dimohon kepada dua sahabatku ini dan saya mohon
kepada-Mu ilmu yang tak dapat saya lupakan.’ (Hepi Andi bastoni, 2005: 122)
Pada
masa hidupnya Abu Hurairah pernah menjadi walikota Madinah lebih dari satu
kali. Dia diangkat menjadi walikota oleh khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan.
Kelembutan dan keluwesan pemerintahannya tidak ada yang menandingi.
Dalam
diri pribadi Abu Hurairah terkumpul kejayaan akan ilmu, ketakwaan dan wara’.
Siang hari dia puasa, malam hari ia beribadah kemudian dibangunkannya istrinya,
istrinya beribada di sepertiga malam juga lalu istriya membangunkan anak
perempuannya, maka anak gadisnya itu beribadah di sepertiga malam terakir.
Karena itu dalam rumah tangga Abu Hurairah tidak pustus-putusnya orang
beribadah sepanjang malam. (Hepi Andi bastoni, 2005: 122)
B.
Pandangan Muhaddisin terhadap Abu Hurairah
Secara keseluruhan ulama ahli hadiat menyebutkan bahwa Abu Hurairah
adalah seseorang yang pandai dalam mencari popularitas di kalangan sahabat Nabi
terutama setelah Nabi wafat, lalu menjaga kepupolerannya itu dengan
berpura-pura banyak menerima hadist dari Nabi menyebarkan hadist tersebut
dengan penuh kebohongan. mereka juga menganggap Abu Hurairah adalah musuh Islam
yang berselimutkan kepupolerean sebagai sahabat yang meriwayatkan hadist,
mereka mengupas berbagai kelemahan Abu Hurairah sebagai manusia dan menganggab
dia itu sedusta-dustanya sahabat (Badri Khaeruman, 2004:110).
Ajjaj al-Khatib mengemukakan kritik meeka yang ditujukan kepada Abu
Hurairah seperti pernyataan Ibrahim Ibnu Yasar al-Nidham yang mengatakan bahwa
sahabat Nabi: Umar, Ustman, Ali dan Aisyah sama sekali mendustakan periwayataan
Abu Hurairah bahkab Basyar al-Marisi yang bersumber dari Umar Ibn Khattab
mengatakan bahwa Abu Hurairah adalah sedusta-dustanya muhhadist
tuduhan-tuduhan
yang dialamatkan kepada Abu Hurairah juga dikemukakan oleh Abd al-Husain Syaraf
al-Din yang menyatakan bahwa hadist-hadist riwayat Abu Hurairah diingkari oleh
semua manusia pada zamannya dan dia adalah pendusta besar dari kalangan
sahabat, ulama dari kalangan Mu’tazilah, sebagian penulis menyatakan dari
kalangan Syiah, yaitu Imam Abu Ja’far al- Iskafi menyatakan bahwa Umar bin
Khattab pernah memukul Abu Hurairah karena terlalu banyak meriwayatkan hadist
dan mareh karena ia pendusta atas nama Rasulullah Saw. Syehkh Mahmud Abu Rayyah
dengan gigih menyoroti Abu Hurairah, yang ia sebut sebagai orang yang jago
makan kue (syeikh al-mudhirah). bahkan Abu Rayyah menuliskan kritik itu,
dalam buku Syeikh al-Mudhirah Abu Hurairah. Abu Rayyah mengemukakan bahwa Ali
Ibnu Abi Thabbib Karama Allah al-Wajhah pernah menyatakan, antara lain: tidak
ada yang paling berdusta atas hadist-hadist Rasulullah Saw dari laki-laki asal
al-Daus ini (Abu Huirah). Ibid, 111
Dari
kalangan nonmuslim mewakili kaum orientalis yang dikenal banyak menegtahui
ajaran Islam, seperti Sperenger yang dikutip HAR. Gibb dan Khamer mengatakan
bahwa Abu Hurairah adalah: the extreme of pious humbug, orang ekstrim
yang berpurao-pura suci. dengan kata lain, Abu Hurairah ingin membuat
hadist-hadist itu dengan dorongan sebagai orang suci, bukan dengan motivasi
untuk berdusta.
Umar
mengancam akan memukulnya, bila ia membawakan hadist, ia sendiri tidak berani
mengucapkan hadist didepan Umar. Aisyah mengatakan bahwa ia tidak pernah
mendengan Rasulullah bercerita seperti yang diceritakan Abu Hurairah. Ali
menamakan pembohongan umat, demikian pula tokoh-tokoh terdahulu, Muhammad Rasid
Ridho mengatakan bahwa sekiranya Abu Hurairah meninggal sebelum Umar, maka umat
Islam tidak akan mewarisi hadist-hadist yang penuh khurafat, isykalat, dan
israiliyat, dan hadist-hadist yang tidak rasional.
Abu
Hurairah sering menjadi saksi pelapor dari suatu kejadian, padahal dia tidak hadir ditempat tersebut. ia hanya
tinggal selama satu tahun Sembilan bulan dibalik (suffah) masjid Nabi
Madinah, yaitu antara bulan Syafar tahun tujuh hijriyah, sampai bulan Zulqaidah
tahun delapan. setelah itu ia berada jauh di Bahrain. Ibid, 113
Tetapi
ia telah menyampaikan laporan-laporan sebagai saksi mata tentang hal-hal yang
terjadi pada masa-masa sebelum dan sesudahnya. misalnya, ia mencertakan bahwa
Rasulullah menyuruh Abu Thalib membaca syahadat, ketika ayah Ali sedang sekarat
menghadapi maut, tetapi Abu Thalib menolak, dank arena itu Abu Thalib meninggal
dalam keadaan kafir, padalah Abu Thalib meninggal tiga tahun sebelum hijrah,
sedangka Abu Hurairah baru muncul dalam masyarakat Islam tujuh tahun sesudah
hijrah, yakni 10 tahun sesudah meninggalnya Abu Thalib. dan ia menyampaikan
hadist ini sebagai saksi mata maka dapatlah dipahami bahwa Muawiyah memberikan
sejumlah uang kepadanya untuk hadist ini, sangat banyak hadistnya yang seperti
ini. Ibid, 114
Menurut pengamat sejarah, kendati pun Abu
Hurairah bergaul dengan Nabi lebih akir dari sahabat lain, namun ketinggalannya
kini dapat ditopang dengan sifatnya yang haus ilmu. [1] sehingga prestasi yang diraihnya begitu cemerlang, bahkan dalam
bidang ilmu tertantu sempat meraih urutan pertama, yaitu dalam periwayatan
hadist Nabi, mengalahkan pemuka sahabat lainnya, dia memiliki daya ingat yang
kuat dan tinggi, sebagaimana orang-orang Arab terkenal memiliki hafalan yang
tinggi.
Selain
itu menururut analisis mereka, para penghafal hadist masih banyak yang
berpendapat bahwa penulisan hadist Nabi
tidak diperkenankan. hadist-hadist yang ada pada dalam ingatan Abu Hurairah,
yang ia hafal, tidak kurang dari 5.374 buah hadist, suatu jumlah perwayatan
yang paling banyak diantara sahabat Nabi. data-data sejarah kehidupan Abu
Hurairah yang meyakini kebenarannya oleh sebagian penulis sejarah para sahabat,
khususnya Abu Hurairah adalah ungkapan Abu Hurairah adalah ungkapan Abu
Hurairah sendiri yang menyatakan:
‘Ya,
Rasulullah! saya mendengar banyak hadist dari engkau tapi saya sering lupa,
lalu Rasulullah lalu Rasulullah mendoakan dengan isyaratnya, ia menyuruh Abu
Hurairah enghamparkan kainnya, lalu Rasulullah menciduk dengan kedua tangannya,
dan bersabda: ikatkanlah. kemudian Abu Hurairah mengikatkannya. Abu Hurairah
mengatakan: sejak saat itu saya tidak pernah lupa sedikitpun (HR. Bukhari).
Riwayat
lain juga dituturkan Abu Hurairah sendiri bahwa Rasulullah pernah bersabda,
antara lain sebagai berikut:
Siapa
yang membentangkan sorbannya hingga selesai pembicaraanku, kemudian ia
meraihnya kepada dirinya, maka ia tak lupa satupun dari apa yang telah
didengarkan daripadaku, maka kuhamparkan kainku, lalu Nabi berbicara kepadaku,
kemudian aku meraih kain itu, dan setelah itu tidak ada satupun yang terupakan dari
apa yang telah kudengar daripadanya. Ibid 150
Marwan
Ibn Hakam saudara Muawiyah Ibn Abi Sofyan menceritakan bahwa suatu hari ia
menguji kemampuan hafalan Abu Hurairah, maka dipanggilnya ia dan dibawanya
duduk bersamamnya, lalu dimintanya duduk menggambarkan hadist-hadist dari
Rasulullah, sementara itu disuruhnya penulisannya menuliskan apa yang
diceritakan Abu Hurairah dibalik dinding sesudah berlalu setahun, dipanggilnya
kembali Abu Hurairah, dan dimintanya membacakan lagi hadist-hadist yang dulu
itu telah ditulis oleh sekertarisnya, ternyata tidak ada yang terlupakan oleh
Abu Hurairah walaupun sepatah katair.
argument-argumen
itu juga menyatakan bahwa Abu Hurairah, disamping mempunyai hafalan yang tinggi
dan daya ingat yang kuat, ulet serta berkat doa dari Nabi, juga mempunyai cara
hidup yang berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya. Ibid, 151
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Abu
Hurairah adalah nama dari salah satu sahabat Rasulullah Saw. Sebelum Abu
Hurairah masuk Islam namanya adalah Abdu Syams namun setelah masuk Islam
namanya dirubah oleh Rasulullah menjadi Abu Hurairah, Mana Abu Hurairah sendiri
adalah nama gelarnya, gelar itu diberikan katika waktu kecil dia mempunyai
seekor anak kucing betina dan selalu bermain-main dengannya. Abu Hurairah
adalah sahabat yang paling banyak dalam meriwatatkan hadist
2.
banyak
sekali orang yang mengkritisi tentang Abu Hurairah factor yang membuat kritikan
itu pada umumnya adalah karena perjumpaannya dengan Nabi yang begitu singkat.
Bahkan ada yang menyebut Abu Hurairah adalah sedusta-dustanya Muhadditsin.
3.
Abu
Hurairah adalah orang yang yang sangat kuat hafalannya hal ini sudah teruji dan
haus akan ilmu selain itu ia adalah
orang yang tekun beribadah yang tidak diragukan lagi ia didoakan langsung oleh
Rasulullah Saw.
B.
saran
Demikianlah
apa yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
keterbatasan pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang berhubugan dengan
makalah ini, penulis berharap mengenai kritikan dan masukan terhadap makalah
ini, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya
bagi pembaca yang budiman.
C.
C.
Daftar
Pustaka
Andi, Hepi Bastoni, 101 Sahabat Nabi (Jakarta Timur: Pustaka
Al-Kautsar), 2005.
Khaeruman, Badri, Otentitas Hadist Studi kritis Atas Kajian
Hadist Kontemporer (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2004.
Sholihudin, M., Suyadi, Agus.Ulumul Hadist. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011.
Thahhan, Mahmud, Ulumul Hadist Studi Kompleksitas Hadist Nabi
(Yogyakarta: Titian Iahi Press), 1997.
Journal
Warta Abdullah Mahmud dan Harun, Penyulihan Hadist-hadist Hukum dalam Kitab
Bulughul Maram bagi jamaah masji an-Nur Jambon RT 01/05 Ngadorojo, Kartasura
Sukoharjo 32,vol 16 no 1maret sep LPPM Ums.
[1]
Hadist: Sunggauh aku telah menyangka, tidak akan ada yang bertanya tentang
hadist ini mendahului kamu, karena aku tahu kesungguhan kamu terhadap hadist
(HR. al-Bukhari)
No comments:
Post a Comment