Tuesday, May 21, 2013



PERBEDAAN KOMUNITAS DIWARUNG ANGKRINGAN ANTARA PELAJAR SMP, SMA DAN KULIAH

di ponorogo, perkembangan pedagang kakilima mengalami penigkatan dari tahun ketahun. pedagang kakilima yang terdapat diponorogo bermacam-macam. antara lain: pedagang makan kecil, warung makan, warung kopi permanen, warung kopi lesehan, serta kios kecil. salah satu pedagang kakilima yang meningkat cukup sighnifikan dari tahun ketahun adalah warung kopi lesehan atau lebih dikenal angkringan. hampir di setiap jalan protokol yang ada di kota ponorogo selalu terdapat warung kopi lesehan. lokasi usaha mereka bertempat di trotoar jalan, warung angkringan  menggunakan grobak atau perkakas yang dapat dengan mudah di bongkar.dengan beratapkan trepal dan beralaskan tikar, sebagian lain menggunakan kursi.
 Warung kopi angkringan ini buka sore hari  dan tutup tengah malam. Warung kopi lesehan ini  menjadikan kopi pahit (kopi hanya dengan sedikit gula) dan makanan kecil/ gorengan  sebagai menu utamanya. Namun tidak hanya itu warung angkringan menyediakan  aneka makanan dan minuman seperti jeruk, tomat sebagai menu tambahannya. salah satu Ciri khas dari  pedagang kakilima adalah  usaha yang tidak memerlukan modal terlalu banyak dan berusaha dalam bidang produksi maupun penjualan untuk memenuhi kebutuhan pokok konsumen tertentu. sehingga hal ini menyebabkan menjamurnya usaha kecil ini.
Warung angkringan meruapkan hal yang telah membudaya di ponorogo, dan kebiasaan ngangkring telah dimulai dari nenek moyang warga ponorogo dan tradisi inipun terus berlanjut hingga saat ini. Warung kopi lesehan di ponorogo jumlahnya sangat banyak hampir disetiap jalan protokol selalu terapat warung kopi lesehan.  situasinya  yang begitu merakyat serta tempatnya yang sejuk dan santai menjadikan warung kopi lesehan ini di datangi banyak pengunjung, disaat para pengangkring (panggilan untuk orang yang ngangkring)  ini mengangkring mereka tidak memperhatikan statifikasi social, baik itu tua, muda, pandai, bodoh mereka akan mendapoatkan layanan yang sama.
Ponorogo merupakan kota yang berhawa panas saat musim kemarau bahkan ketika musim tibapun hawa panas itu belum juga menghilang. Sehingga hal ini dapat mempercepat sters bagi sebagian besar warga ponorogo. karena itu minun kopi di warung lesehan dijadika solusi yang efektif untuk melepas kepenatan.
Salah satu komunitas angkringan yang ada di ponorogo adalah angkringan para pelajar. angkringan para pelajar ini biasanya dimulai sore hingga malam hari. Hal ini wajar karena pelajar pada pagi harinya disibukan dengan sekolah. Sebenarnya kebiasaan  angkringan yang dilakukan pelajar ini memiliki dampak positif bagi siswa dan keluarga. Selain ia dapat melepas kepenatan setelah seharian di sekolah, hal ini dapat pula mengajarkan anak berhemat. Kebiasaan anak di pononoro adalah konsumtif akan tetapi kalau anak biasa mengangkring akan lebih memper kecil pengeluaran.
 Dan sore hari nilah   siswa memanfaatkan untuk refresing katena seharian mereka menghabiskan waktu disekolahan. Selain itu angkringan ini digunakan pula oleh pelajar mengenai tugas rumah. Dalam mengangkring ada banyak hal yang dapat mereka obrolkan mulai dari pelajaran sekolah, masalah keluarga, pacar dll. Secara sepesifik terdapat perbedaan yang signifikan mengenai hal yang diobrolkan antara siswa SMP,SMA dan KULIAH
Saat umur menginjak usia SMP yang mereka inginkan adalah sebuah kebebasan sehingga para pelajar SMP lebih senang membicarakan soal pergaulan dibandingkan dengan pelejaran sekolah.
Berbeda dengan siswa SMP pelajar yang menginjak usia SMA sudah mulai menggunakan pola pikirnya dan mereka akan lebih senang membicarakan pelajaran sekolah dibandingkan dengan obrolan yang tidak ada gunanya. Namun saat anak menginjak usia SMA adalah usia yang labil sehingga adakalanya mereka untuk serius dan ada kalanya pula sikap mereka seperti anak-anak.
Hal ini berbeda pada saat mahasiswa melakukan angkringan. Ketika seorang anak telah kuliah pemikiran mereka sudah mulai terarah menuju kematangan. Sehingga saat di angkringan banyak dari obrolan mereka lebih mengarah kepada jodoh dan pekerjaan (bisnis) dibandingkan dengan pelajaran. Meskipun komunitas angkringan para pelajar ini masih dipandang sebelah mata namun keberadaan dari siswa yang gemar ngangkring ini memberikan dampak positif. Selain itu mereka dapat melestarikan budaya ngangkring  yang telah turun-temurun menghiasi jalanan ponorogo.

No comments:

Post a Comment