PERBEDAAN KOMUNITAS DIWARUNG ANGKRINGAN ANTARA PELAJAR
SMP, SMA DAN KULIAH
di ponorogo, perkembangan pedagang kakilima mengalami
penigkatan dari tahun ketahun. pedagang kakilima yang terdapat diponorogo bermacam-macam.
antara lain: pedagang makan kecil, warung makan, warung kopi permanen, warung
kopi lesehan, serta kios kecil. salah satu pedagang kakilima yang meningkat
cukup sighnifikan dari tahun ketahun adalah warung kopi lesehan atau lebih
dikenal angkringan. hampir di setiap jalan protokol yang ada di kota ponorogo
selalu terdapat warung kopi lesehan. lokasi usaha mereka bertempat di trotoar
jalan, warung angkringan menggunakan
grobak atau perkakas yang dapat dengan mudah di bongkar.dengan beratapkan
trepal dan beralaskan tikar, sebagian lain menggunakan kursi.
Warung kopi
angkringan ini buka sore hari dan tutup
tengah malam. Warung kopi lesehan ini menjadikan
kopi pahit (kopi hanya dengan sedikit gula) dan makanan kecil/ gorengan sebagai menu utamanya. Namun tidak hanya itu
warung angkringan menyediakan aneka
makanan dan minuman seperti jeruk, tomat sebagai menu tambahannya. salah satu
Ciri khas dari pedagang kakilima
adalah usaha yang tidak memerlukan modal
terlalu banyak dan berusaha dalam bidang produksi maupun penjualan untuk
memenuhi kebutuhan pokok konsumen tertentu. sehingga hal ini menyebabkan
menjamurnya usaha kecil ini.
Warung angkringan meruapkan hal yang telah membudaya di
ponorogo, dan kebiasaan ngangkring telah dimulai dari nenek moyang warga
ponorogo dan tradisi inipun terus berlanjut hingga saat ini. Warung kopi
lesehan di ponorogo jumlahnya sangat banyak hampir disetiap jalan protokol
selalu terapat warung kopi lesehan. situasinya
yang begitu merakyat serta tempatnya
yang sejuk dan santai menjadikan warung kopi lesehan ini di datangi banyak pengunjung,
disaat para pengangkring (panggilan untuk orang yang ngangkring) ini mengangkring mereka tidak memperhatikan
statifikasi social, baik itu tua, muda, pandai, bodoh mereka akan mendapoatkan
layanan yang sama.
Ponorogo merupakan kota yang berhawa panas saat musim
kemarau bahkan ketika musim tibapun hawa panas itu belum juga menghilang.
Sehingga hal ini dapat mempercepat sters bagi sebagian besar warga ponorogo.
karena itu minun kopi di warung lesehan dijadika solusi yang efektif untuk
melepas kepenatan.
Salah satu komunitas angkringan yang ada di ponorogo
adalah angkringan para pelajar. angkringan para pelajar ini biasanya dimulai
sore hingga malam hari. Hal ini wajar karena pelajar pada pagi harinya
disibukan dengan sekolah. Sebenarnya kebiasaan
angkringan yang dilakukan pelajar ini memiliki dampak positif bagi siswa
dan keluarga. Selain ia dapat melepas kepenatan setelah seharian di sekolah,
hal ini dapat pula mengajarkan anak berhemat. Kebiasaan anak di pononoro adalah
konsumtif akan tetapi kalau anak biasa mengangkring akan lebih memper kecil
pengeluaran.
Dan sore hari
nilah siswa memanfaatkan untuk refresing katena
seharian mereka menghabiskan waktu disekolahan. Selain itu angkringan ini
digunakan pula oleh pelajar mengenai tugas rumah. Dalam mengangkring ada banyak
hal yang dapat mereka obrolkan mulai dari pelajaran sekolah, masalah keluarga,
pacar dll. Secara sepesifik terdapat perbedaan yang signifikan mengenai hal
yang diobrolkan antara siswa SMP,SMA dan KULIAH
Saat umur menginjak usia SMP yang mereka inginkan adalah
sebuah kebebasan sehingga para pelajar SMP lebih senang membicarakan soal
pergaulan dibandingkan dengan pelejaran sekolah.
Berbeda dengan siswa SMP pelajar yang menginjak usia SMA
sudah mulai menggunakan pola pikirnya dan mereka akan lebih senang membicarakan
pelajaran sekolah dibandingkan dengan obrolan yang tidak ada gunanya. Namun
saat anak menginjak usia SMA adalah usia yang labil sehingga adakalanya mereka
untuk serius dan ada kalanya pula sikap mereka seperti anak-anak.
Hal ini berbeda pada saat mahasiswa melakukan angkringan.
Ketika seorang anak telah kuliah pemikiran mereka sudah mulai terarah menuju
kematangan. Sehingga saat di angkringan banyak dari obrolan mereka lebih
mengarah kepada jodoh dan pekerjaan (bisnis) dibandingkan dengan pelajaran.
Meskipun komunitas angkringan para pelajar ini masih dipandang sebelah mata
namun keberadaan dari siswa yang gemar ngangkring ini memberikan dampak
positif. Selain itu mereka
dapat melestarikan budaya ngangkring
yang telah turun-temurun menghiasi jalanan ponorogo.